Ujian Tahfizh 30 Juz menuju Wisuda Tahfizh Nasional 2025
Wisuda Tahfizh Nasional (WTN) kembali digelar sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi tertinggi bagi para santri penghafal Al-Qur’an 30 juz dari seluruh Indonesia. WTN merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Daarul Qur’an, menghimpun para santri dari Rumah Tahfizh dan Pesantren di berbagai daerah yang telah berhasil menuntaskan hafalan mereka secara menyeluruh.
Namun, pada pelaksanaan tahun 2025 ini, terdapat perkembangan signifikan dalam pelaksanaan WTN. Setelah diresmikannya Asosiasi Rumah Tahfizh Indonesia (ARTI) pada akhir tahun 2023 lalu, cakupan peserta WTN kini diperluas. Tidak hanya terbatas pada santri dari mitra Daarul Qur’an, peserta dari Rumah Tahfizh atau pesantren non-mitra yang tergabung dalam ARTI kini juga dapat mengikuti prosesi wisuda tahunan ini.
Sebagai bagian dari proses seleksi, seluruh calon wisudawan wajib mengikuti Ujian Tahfizh 30 Juz yang diselenggarakan secara nasional. Ujian ini menjadi penentu utama kelayakan seorang santri untuk diwisuda, menekankan pentingnya kualitas hafalan yang kuat, mutqin, dan sesuai dengan standar pengujian yang telah ditetapkan dan akan di uji oleh Dewan Tahfizh Nasional Daarul Qur’an.
Penyelenggaraan ujian tahfizh wilayah jawa tengah 1 berlangsung pada hari rabu (30/4) berlokasi di SD Daqu School Semarang dengan 8 peserta dari santri rumah tahfizh dan pesantren takhassus. Meski jumlah peserta tak banyak, atmosfer spiritual yang terasa begitu kuat justru menambah kekhusyukan. Setiap santri tampil dengan ketenangan dan kesungguhan, melafalkan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang telah mereka hafal selama bertahun-tahun. Proses ujian dilakukan secara langsung atau tatap muka, memastikan keakuratan dan kualitas hafalan para santri. Peserta tersebut berasal dari lembaga tahfizh yang berbeda, namun memiliki semangat yang sama, menjadi bagian dari generasi Qur’ani yang menjaga Kalamullah di dada mereka.
Kepala PPPA Daarul Qur’an Jawa Tengah ustadz zaenul komar menyampaikan bahwa penyelenggaraan ujian ini bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari ikhtiar menjaga kemurnian hafalan Al-Qur’an para santri. “Kami ingin memastikan bahwa setiap peserta yang diwisuda memang benar-benar telah menyelesaikan hafalan 30 juz dengan kualitas terbaik,” ujarnya