Spirit Muharram : Pantang Menyerah Gapai Mimpi di Tengah Keterbatasan

Cirebon, (27/7) – Setiap tempat adalah sekolah, dan setiap orang adalah guru. Mungkin itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan situasi ini. Setiap orang yang kita temui, tempat yang kita kunjungi, tak jarang memberi kita banyak pelajaran bahkan tanpa kita cari. Seperti tiga kakak beradik ini misalnya.

Spirit Muharram : Pantang Menyerah Gapai Mimpi di Tengah Keterbatasan
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Nino, Cleo dan wiwi. Tiga kakak beradik yang merupakan peserta dalam acara Muharram Ceria yang diselenggarakan oleh PPPA Daarul Qur’an Cirebon pada (27/7) lalu. Muharram Ceria sendiri merupakan kegiatan yang dilaksanakan rutin setiap tahun dalam rangka berbagi Bingkisan Untuk anak Yatim (BUY) dan libur bersama. Salah satu program kemanusiaan sekaligus wujud kepedulian terhadap anak yatim yang terus di ikhtiarkan oleh Laznas PPPA Daarul Qur’an Cirebon.

Ditengah sorak ria kebahagiaan anak-anak diacara tersebut, terlihat tiga kakak beradik ini tidak ikut berenang bersama dan bergabung bersama anak-anak lain nya.

“dik cleo tidak mau ikut berenang, jadi kami bertiga tidak ikut berenang” Ucap Nino, kaka dari cleo dan wiwi. Tiga kakak beradik yang sangat kompak melindungi dan menjaga satu sama lain.

Ustadzah Jumiati selaku guru ngaji di rumah tahfiz tempat mereka mengaji, yang juga turut serta mendampingi mereka mengikuti acara tersebut menuturkan kisah mereka yang cukup mengharukan.

Nino, Cleo dan wiwi adalah salah satu anak yatim yang sudah ditinggal ibunya sejak dua tahun lalu, tepatnya  setelah sang ibu melahirkan adik bungsu mereka. Dan kini mereka tinggal bersama ayah, adik bungsu dan dua kakak nya yang juga masih sekolah.

Budi, yang merupakan ayah Nino, Cleo dan wiwi ini membesarkan 6 orang anaknya dengan mengandalkan pekerjaanya saat ini yang menjadi tukang parkir jalanan. Mereka pun hanya tinggal di gubug yang sudah tidak layak dihuni untuk 7 orang itu.

Namun, keterbatasan bukanlah halangan untuk menggapai cita-cita. Mereka bertekad untuk terus belajar dan berusaha agar kelak cita-citanya tercapai untuk menjadi penghafal Al Qur’an.

“Alhamdulillah sudah setahun ini Nino, Cleo dan wiwi istiqamah belajar dan menghafal Al Qur’an di Rumah Tahfidz Al Aziz. Semoga Allah senantiasa memudahkan niat baik mereka ” Ucap Ustadzah Jumiati selaku guru ngaji di Rumah Tahfidz Al Aziz.

Semoga dari Nino, Cleo dan wiwi kita mampu belajar bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk mencapai apa yang kita cita-citakan. Terlebih jika kita hidup dalam keadaan yang penuh dengan kelapangan, sudah semestinya kita kembali kencangkan sabuk dan memupuk kembali semangat kita semua dalam beribadah, khususnya dalam menghafal Al Qur’an.

Oleh : Nelly Nihayatu Zen