Sempat Gagal, Akhirnya Rahma Zariya Berhasil Lulus Ujian Khatam 30 Juz

Suatu kebahagian tak terkira bagi Rahma Zariya saat dinyatakan lulus setelah mengikuti ujian setoran 30 juz pada Maret 2022 lalu. Di usia 19 tahun, Maya panggilan akrabnya berhasil menjadi penghafal 30 juz Al Qur’an. Meskipun sebelumnya, santriwati dari Rumah Tahfidz Riyadhul Jannah ini sempat gagal di ujian tahun lalu.

Sempat Gagal, Akhirnya Rahma Zariya Berhasil Lulus Ujian Khatam 30 Juz
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran
pppa-daarul-quran

Suatu kebahagian tak terkira bagi Rahma Zariya saat dinyatakan lulus setelah mengikuti ujian setoran 30 juz pada Maret 2022 lalu. Di usia 19 tahun, Maya panggilan akrabnya berhasil menjadi penghafal 30 juz Al Qur’an. Meskipun sebelumnya, santriwati dari Rumah Tahfidz Riyadhul Jannah ini sempat gagal di ujian tahun lalu.

Cita-cita untuk menjadi penghafal Al-Qur’an telah tumbuh sejak ia masih sekolah di SMP IT Roudhotus Sholihin Loireng, Demak. Saat itu perlahan ia mulai menghafal Al-Qur’an. Kemudian setelah lulus SMP, putri kedua dari empat bersaudara ini memantapkan diri untuk belajar dan menghafalkan Al-Qur’an.

Ia masuk Rumah Tahfidz Riyadlul Jannah. Selain menghafal Al-Qur'an, ia juga sembari melanjutkan pendidikannya di MA Al Wathoniyyah. Di sela aktivitasnya sebagai siswa, Maya mengatur waktunya sebaik mungkin untuk bisa seimbang antara menghafalkan Al-Qur’an dan melaksanakan kewajibannya sebagai siswa.

Maya mengungkapkan, menjadi penghafal Al-Qur'an 30 juz justru bukan akhir dari perjuangannya, namun menjadi langkah awal. Karena perjuangan yang sesungguhnya ialah bagaimana hafalan Al-Qur’an itu dapat tetap terjaga hingga akhir hayatnya. Serta bagaimana ia tetap mengamalkan atau menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman serta yang terpenting bagaimana menjaga akhlak qurani dalam dirinya.

“Jadi, bukan berarti setelah hafal 30 juz lantas selesai dan merasa bangga. Justru rasa bangga itu yang harus dihindari dan yang terpenting selalu bersyukur atas amanah dan nikmat yang Allah titipkan ini,” ujarnya.

Berbicara tentang cita-cita, selain menjadi penghafal Al-Qur’an santriwati yang memiliki hobi membuat kerajinan tangan ini memiliki impian menjadi dosen dan pengusaha. Saat ini Maya tercatat sebagai mahasiswi semester dua di Fakultas Agama Islam Program Studi Ahwal Syakhshiyah dan berkat prestasi akademiknya ia berhasil meraih beasiswa Bidikmisi.

Maya memiliki motto “Tetap berjuang walaupun pahit, yakinlah dengan kesabaran dan keikhlasan pasti Allah berikan hasil yang terbaik”. Ia juga mengungkapkan rasa terima kasihnya atas segala dukungan yang diberikan hingga salah satu mimpinya dapat terwujud.

“Tentunya bersyukur sebanyak-banyaknya kepada Allah atas nikmat-Nya, dan ingin berterima kasih untuk para assatidz dan assatidzah yang telah membimbing,  terima kasih buat teman-teman di Rumah Tahfidz dan juga para donatur yang sudah support perjuangan saya selama ini dimana selama saya tinggal disini Alhamdulillah semuanya dibiayai. Sekali lagi ini bukan akhir namun sebuah awalan babak baru yang lebih berat lagi perjuangannya, jadi saya mohon doanya agar tetap istiqomah untuk murojaah menjaga hafalan ini," tutur gadis asal Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah ini.

Rahma Zariya hanya salah satu dari ratusan santri di Daarul Qur'an yang telah berikhtiar menghafal Al-Qur'an. Tentunya dukungan para donatur sangat berarti dalam mewujudkan cita-cita mereka, karenanya PPPA Daarul Qur'an tak akan pernah berhenti berjuang mengajak para penggerak kebaikan untuk bersama melahirkan generasi-generasi penghafal Al Qur'an yang akan memberikan warna perubahan dunia.

Oleh: Shinta, PPPA Daarul Qur'an Semarang