Alhamdulillah, Pak Ketua DKM Dikhitan

 

Ya, M Amin Carlo salah satu dari tujuh mualaf pengantin sunat yang berlangsung pada Rabu (6/4) di Madobag. Ketujuh orang tersebut sudah beristri dan beranak. Dia bersama istrinya juga menjadi salah satu dari 18 pasang peserta pernikahan massal.

Hajatan tersebut digelar oleh konsorsium ormas Islam yang terdiri LAZ Al Azhar Peduli Ummat, PPPA Daarul Qur’an, LAZIS Dewan Da’wah, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Majelis Mujahidin Indonesia Sumatera Barat, dan Komite Dakwah Mentawai (Kodam) serta Global Peace Missiona (GPM) Malaysia. Jamaah Masjid Al Wahidin Muara Siberut dan dan masyarakat muslim setempat pun mendukung kegiatan ini.

H Irfianda Abidin, Pembina Kodam, menjelaskan, pagelaran ini merupakan bagian dari program pembinaan mualaf Mentawai. “Kegiatan ini berawal dari keprihatinan kita tatkala melakukan safari dakwah ke Mentawai. Ternyata banyak jamaah mualaf di sana yang belum khitan dan belum melangsungkan pernikahan secara sah menurut ajara Islam,” tutur Irfianda.

Ketujuh suami yang dikhitan berasal dari Desa Madobag. Mereka diijinkan mengikuti sunatan oleh istrinya, dengan syarat, “dokter yang mengkhitan harus laki-laki, jangan perempuan nanti kami cemburu”.

Sedang pasangan yang dinikahkan secara Islam terdiri 11 pasang dari Madobag dan 7 pasang dari Saliguma. Ijab qabul dan walimah nikah dilaksanakan pada Kamis (7/4) di Madobag. Sedang di Saliguma berlangsung Sabtu (9/4).

Selain busana lengkap pengantin khitan dan pengantin nikah, para peserta juga mendapat hadiah sebagaimana lazimnya pengantin.

Anjelikawati, istri Amin Carlo, mengaku hatinya sangat plong mengikuti acara ini. “Suami saya jadi muslim sejati dan pernikahan kami pun sah secara agama,” kata pengurus majelis taklim Masjid Ikhwah Madobag ini.

Awal Dzul Islah, da’i di Madobag, berharap agar acara seperti ini dilanjutkan terus karena masih banyak mualaf yang belum khitan dan menikah secara Islam. (nurbowo)