JOGJAKARTA (21/12) Tahun kedua bagi PPPA Daarul Qur'an mengelola pogram BTQ For Leaders yakni beasiswa bagi pelajar untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi negeri. Total 119 mahasiswa dari 24 Universitas Negeri telah bergabung. Pembinaan terus dilakukan, salah satunya di Kota Semarang (UNDIP, UNNES, UIN WALISONGO) dan Jogjakarta (UGM, UNY, UIN SUKA).
Selalu ada pesan yang tak pernah dilewatkan untuk disampaikan, salah satunya tantangan besar mahasiswa hari ini adalah tentang keberpihakan pada kaum lemah dan terpinggirkan. Jadwal padat kuliah dan aktivitas didalamnya menuntut peserta BTQ mampu membagi waktu untuk sekedar "menyapa" warga.
Sebagian lupa, bahwa mahasiswa adalah kelompok minoritas yang mendapatkan kesempatan menempuh pendidikan tinggi. Kesempatan ini seharusnya digunakan untuk ikut menyelesaikan sedikit dari banyak persoalan di masyarakat. Maka, wajar jika mahasiswa dilabeli "creative minority".
PPPA Daarul Qur'an menggagas program BTQ For Leaders, salah satunya untuk menanamkan visi keberpihakan kepada peserta. Selain hafalan Qur'an, organisasi dan akademik, peserta BTQ dituntut untuk memberikan dampak ke masyarakat sekitar, apapun bentuk karyanya.
Keterlibatan di masyarakat, sejatinya adalah lab sosial untuk melatih peserta BTQ mampu merumuskan solusi atas persoalan rumit di akar rumput. Selain itu, PPPA Daarul Qur'an ingin memastikan bahwa benefit program tidak terhenti pada penerima manfaat, namun terus tersebar luas pada masyarakat.
Tentu, merawat idealisme ini diantara penerima manfaat BTQ merupakan challenge bagi PPPA Daarul Qur'an. Durasi program yang panjang (4 tahun kuliah + 1 tahun pengabdian) membutuhkan endurance untuk marathon, bukan sprint. Semoga, 10 tahun lagi, para peserta BTQ menjadi para top leaders di setiap lini masyarakat, namun tetap berpihak pada kaum lemah. InsyaAllah..
Berita lainnya
22 July 2019
Keutamaan Surat Al-Fatihah
22 July 2019