Berawal dari tiga santri, Cahyono (36) memulai dakwahnya di rumah sederhana yang sebelumnya tak berpenghuni. Kini sudah empat tahun pria asal Tegal, Jawa Tengah ini mengabdikan dirinya di Rumah Tahfizh Daarul Qur’an Bulakamba, Brebes. Santrinya pun sudah ratusan. Semangat tahfizhul Qur’an yang ia dawamkan disambut baik warga sekitar.
Ustad Cahyono dikenal sebagai pria yang istiqomah dalam perjalanan dakwahnya sejak mengkhidmatkan diri di Rumah Tahfizh Daarul Qur’an Bulakamba yang berdiri seadanya. Tinggal bersama anak dan istri serta puluhan santri mukim, rumah yang sebelumnya tak berpenghuni itu memang kondisinya cukup parah. Mulai dari tembok yang retak, rusaknya pintu, atap bocor kala hujan sampai kayu-kayu yang rapuh.
Cahyono yang kesehariannya hanya mengajar ngaji tak mampu membenahi kerusakan-kerusakan tersebut secara keseluruhan sekaligus. Jika ada rezeki, ia perbaiki sedikit demi sedikit meski sampai saat ini kondisinya masih cukup parah. Meskipun begitu, baik Cahyono dan santri-santrinya tetap semangat mendawamkan Alqur’an di Rumah Tahfizh Daarul Qur’an Bulakamba.
Niat Cahyono hanya satu, bisa membuat masyarakat awam membaca dan hafal Alqur’an serta memahami Islam dengan ilmu-ilmu yang telah ia pelajari sebelumnya di pesantren. Cahyono ingin ilmunya bermanfaat bagi umat. Suka dan duka pun tak dipungkirinya dalam perjalanan dakwah, namun baginya duka akan hilang jika santri-santrinya bisa menghafal Qur’an dengan baik.
“Dukanya kalau santri terbata-bata karena kurangnya usaha untuk menghafal. Maka kami harus memiliki keuletan, kesabaran serta istiqomah dalam mendidik anak-anak membaca dan menghafal Alqur’an. Tidak bosan mengingatkan mereka untuk terus mengulang dan menghafalnya,” tutur Cahyono.
Kini, sudah ada satu santrinya yang hafal 30 juz. Semantara ratusan santri lainnya tengah berlomba untuk menyelesaikan hafalan, ada yang masih 10 juz, 20 juz sampai 25 juz. Pun dengan santri-santri usia dini yang sudah memulai hafalannya di juz 30. Setiap sore bakda Ashar, lantunan ayat-ayat suci Alqur’an yang dibaca para santri menggemakan setiap sudut Rumah Tahfizh Daarul Qur’an Bulakamba.
Keistiqomahan Cahyono mendawamkan Qur’an di tanah Bulakamba begitu menginspirasi. Melalui perjuangannya, PPPA Daarul Qur’an berencana menghadiahkan “Sedekah Umrah Penghafal Alqur’an”. Bukan hanya untuk Cahyono, tapi juga para pejuang dakwah Qur’an lainnya yang telah mengabdikan diri untuk kemajuan umat muslim, melahirkan semakin banyak generasi muda rabbani penghafal Alqur'an demi membebaskan mereka yang awam dari buta Alqur’an dan Islam.