Duka mendalam menyelimuti Jainul Malayang (25) kala usianya masih 10 tahun, ia mengingat betul bagaimana sang ayah meninggalkannya untuk selama-lamanya. Sejak kepergian sang ayah kehidupan Jainul berubah, kehilangan sosok pemimpin dan pencari nafkah membuat ia dan seluruh keluarganya hidup seadanya.
Namun Jainul sapaan akrabnya, tak membiarkan kesedihan berlarut. Ia semakin mendekatkan diri kepada Allah dan fokus melanjutkan sekolahnya agar bisa merubah ekonomi keluarga. Jainul sudah mulai belajar dan menghafal Alqur'an sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Ia memang ingin sekali menjadi hafizh Qur'an, tak ayal ia begitu serius dan giat menghafal Alqur'an dengan harapan bisa melanjutkan pendidikan tinggi berbekal hafalan Qur'annya. Jainul pun akhirnya menjadi salah satu penerima Beasiswa Tahfizh Qur'an (BTQ) for Leaders PPPA Daarul Qur'an. Beasiswa pendidikan sarjana di perguruan tinggi negeri khusus yang hafal Alqur'an didapatinya.
Lelaki berperawakan khas orang Timur itu kini tengah menimba ilmu di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung. Kekhawatiran keluarga merantaunya Jainul ke Bandung diyakininya akan membawanya menjadi orang sukses.
Jainul juga sempat tak percaya diri hijrah ke Kota Kembang karena tak punya satupun saudara di Pulau Jawa. Apalagi, bekalnya untuk merantau pas-pasan. "Ada keingin kuat yang menyakini saya bahwa hidup mati di tangan Allah, rezekipun sudah dijamin Allah," ucapnya.
Pemuda yang pernah mendapat juara Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) se-Kabupaten Flores Timur ini bercita-cita mendirikan pesantren di kampung halamannya. Hatinya tergerak melihat kebanyakan masyarakat Flores belum bisa membaca dan memahami kandungan Alqur'an.
Kini hafalan Jainul sudah tujuh juz. Sembari kuliah dan mengikuti aktivitas kepemimpinan BTQ dan terjun langsung mengatasi permasalahan masyarakat, ia menargetkan hafalannya selesai sebelum lulus. Mimpi dan cita-cita tinggi itu harus ia buktikan agar tak hanya jadi khayalan semata.
Melalui BTQ for Leaders, Jainul bersama seluruh peserta lainnya diberikan bimbingan intensif berbasis tahfizhul Qur'an dan ditatar untuk memiliki jiwa kepemimpinan serta kepedulian sosial. Mereka adalah calon-calon pemimpin berjiwa Qur'ani yang diharapkan akan membawa perubahan dan perbaikan di masa mendatang, insnyaAllah.