Masih terlalu pagi, seorang bocah masuk ke dalam kantor PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta pada Jumat (10/11). Ia adalah Bahrul Ilmi, seorang santri Rumah Tahfizh Zulfa Qurrrota Ayun di Yogyakarta. Berperawakan kecil dan masih terlihat seperti anak umur kelas 1 SMP, usianya ternyata sudah 18 tahun dan sedang mengenyam pendidikan di UIN Sunan Kalijaga.
Kedatangannya untuk memenuhi panggilan ujian hafalan 30 juz di kantor PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta. Sedikit menghela nafas, Bahrul Ilmi menjawab lancar setiap sambung ayat secara acak di setiap juz hafalannya. Ketika ditanya, ia pun berkisah tentang orang tuanya.
Ayahnya telah wafat sejak 2009 lalu. Ibunya bertahan hidup dengan berdagang makanan kecil di sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) dekat rumahnya. Kehidupan kerasnya di Brebes mendorongnya menjadi santri Rumah Tahfizh binaan PPPA Daarul Qur’an di Yogyakarta sejak 2012.
Enam tahun sudah berjalan, 30 juz pun telah dihafalnya. Bahrul Ilmi tak mengira dipanggilnya ke kantor PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta untuk menerima hadiah umroh ke tanah suci. Tak ada kata-kata yang terucap darinya, bibirnya kelu tak bisa mengungkap apa-apa selain kata “Ahamdulillahâ€.
Matanya sedikit memerah mengingat almarhum ayahanda dan kerja keras ibunda di rumah. Imajinasinya di siang terik itu mendoakan kedua orang tuanya di depan Kakbah dan melancarkan hafalannya di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Melalui PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta, Fitri Nurita Hapsari yang merupakan Regional Manager PT Bumi Nata Wisata menyerahkan langsung paket umroh untuk Bahrul Ilmi yang akan berangkat pada 11 Januari 2018. Romansa pertemuan Jumat siang itu ditutup lirih lantunan doa dari Bahrul Ilmi, mendoakan semua yang terus mendukung para penghafal Alqur’an.
“Ini adalah bentuk dukungan terhadap aktivitas para Penghafal Alqur’an di Kota Yogyakarta. Semoga tahun depan semakin banyak lagi para Penghafal Alqur’an yang akan berangkat ke tanah suci,†harap Fitri kepada semua santri Rumah Tahfizh binaan PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta.