Sudah hampir satu tahun Waliyatun Nimah (35) rutin menyetorkan hafalannya ke layanan Qur'an Call New Edition. Program belajar tahsin dan tahfizh melalui telepon bebas biaya ini memang diperuntukkan umat muslim Indonesia yang tak sempat datang ke majelis taklim untuk belajar memperdalam Alqur'an.
Nimah sendiri sangat bersyukur dan begitu terbantu dengan keberadaan Qur'an Call. Sebab ia bisa kembali memurajaah hafalannya yang sempat hilang lantaran gangguan syaraf otak yang dideritanya. Padahal sebelum sakit, hafalannya sudah 30 juz.
Nimah yang merupakan salah satu santri teraktif Qur'an Call ini tak pernah menyerah untuk menghafal. Meskipun, hampir setiap hari mengalami pusing luar biasa akibat penyakit yang dideritanya.
"Alhamdulillah, sekarang hafalan saya sudah 8 juz. Saya juga yakin perlahan Alqur'an akan menyembuhkan penyakit saya, karena janji Allah SWT Alqur'an adalah obat dan rahmat," ujar Nimah yang merupakan warga Desa Lasem, Semarang, Jawa Tengah.
Selain menjadi ibu rumah tangga, Nimah juga membuka kelas mengaji untuk anak-anak dan warga sekitar. Ia ingin menularkan semangat tahfizhul Qur'an di lingkungan rumahnya. Rupanya manfaat ilmu yang ia dapat dari Qur'an Call tak ingin dinikmatinya sendiri.
Kisah Nimah satu dari puluhan ribu kisah santri Qur'an Call yang merasakan kebermanfaatan layanan belajar Qur'an via telpon itu. Mungkin juga ada kisah-kisah yang lebih mengharukan.
Qur'an Call yang hadir dari dukungan sedekah para donatur ini diharapkan mampu memberi manfaat luas bagi masyarakat yang menikmati layanannya. Ketika kita hanya dapat berbagi walau sedikit, insyaAllah jalan Qur'an akan membalasnya menjadi besar.