Senyum sumringah terpancar dari ratusan anak-anak muslim Rohingya saat melihat madrasah-madrasah baru berdiri kokoh di kamp-kamp mereka yang terletak di perbatasan Myanmar-Bangladesh. Raut bahagia tampak dari wajah-wajah polos mereka lantaran punya wadah baru untuk mengaji.
Kini, anak-anak Rohingya tak perlu lagi kebingungan mencari tempat untuk menimba ilmu dan menghafal Alqur’an. Sebab, PPPA Daarul Qur'an telah membangun madrasah di sejumlah kamp-kamp pengungsian.
Koordinator Tim Kemanusiaan PPPA Daarul Qur'an untuk Rohingya Didi Kurniawan mengatakan, timnya bersama pengungsi telah bergotong-royong membangun madrasah dan merenovasi masjid-masjid darurat. Adapun lokasinya yakni di Tangkali, Kutupalong dan Balukhali Camp, Cox's Bazar, Bangladesh.
"Di Tangkali kami bangun satu madrasah, renovasi satu madrasah dan tiga masjid. Di Kutupalong kami buat satu madrasah dan dua masjid. Kemudian di Balukhali kami bangun satu masjid," ujar Didi.
Anak-anak muslim Rohingya begitu semangat saat mencoba madrasah baru meski dibangun dengan kesederhanaan. Para santri laki-laki terlihat tampan saat melantunkan ayat-ayat suci Alqur'an dengan peci-peci dan sarung baru mereka.
Begitu pula dengan anak-anak perempuan yang nampak anggun mengenakan kerudung yang baru diberikan kepada mereka atas amanah donatur PPPA Daarul Qur'an. "Alhamdulillah, kegiatan anak-anak Rohingya sekarang lebih fokus setelah madrasah ini berdiri. Sebab sebelumnya, mereka habiskan waktu hanya untuk bermain di pengungsian karena belum adanya fasilitas untuk mereka menimba ilmu," ucap Didi.
Tim Kemanusiaan PPPA Daarul Qur'an kata Didi, akan terus menelusuri kamp-kamp di sejumlah pengungsian lainnya yang belum memiliki madrasah dan masjid. Sebab selain logistik, tempat ibadah memang sangat dibutuhkan ratusan ribu pengungsi Rohingya.
Menurutnya, kegiatan-kegiatan keislaman di setiap kamp-kamp pengungsian sangat penting mengingat banyak sekali umat muslim Rohingya yang mengalami trauma dan dilanda kesedihan dalam krisis kemanusiaan yang terjadi. Karenanya, siraman Rohani akan memotivasi mereka untuk tetap semangat menjalani kehidupan di kantong-kantong pengungsian.
"Harapan kami, mereka tetap dapat beribadah dengan baik dan nyaman meskipun hidup dalam kekurangan. Kami juga akan terus menyelipkan nilai-nilai tahfizhul Qur’an di setiap kegiatan yang ada di masjid maupun madrasah," tutur Didi.