Ratusan pengungsi baru etnis Rohingya setiap harinya masih terus berdatangan ke kamp-kamp pengungsian yang berada di perbatasan Myanmar-Bangladesh. Jumlah mereka pun kini hampir mencapai 1 juta.
Bagi mereka para pengungsi baru, mendapat tempat untuk membangun bendeng-bendeng dengan atap plastik dan beralas tanah seadanya sudah cukup. Sebab, bukit-bukit yang ada di kamp sudah dipenuhi para pengungsi yang lebih dulu berdatangan.
Mereka pasrah jika hujan datang. Tak jarang, air masuk melalui lubang-lubang dari atap plastik yang berlubang. Pun dengan alas tanah di dalam kamp mereka yang menjadi basah membuat tempat tinggal para pengungsi berlumpur.
Sanitasi di setiap kamp-kamp pun sangat buruk. Bagi para pengungsi, melihat kotoran manusia berada di jalan-jalan ataupun di dekat tempat tinggal mereka sudah menjadi hal biasa.
PPPA Daarul Qur’an sendiri sebelumnya telah mendistribusikan bantuan ke sejumlah kamp-kamp pengungsian di Cox’s Bazar, Bangladesh. Bantuan logistik, pangan hampir setiap hari disalurkan kepada ribuan muslim Rohingya baik pengungsi lama maupun pendatang baru.
Melalui Tim Kemanusiaan untuk Rohingya, PPPA juga telah merenovasi salah satu masjid di Tangkali Camp. Masjid tersebut diberi nama Masjid Al Mansur. Tempat ibadah yang juga masih beratap terpal dan beralas tanah menjadi prioritas utama yang menjadi perhatian tim kemanusiaan.
Meskipun para muslim Rohingya tetap istiqomah menjalankan salat, mengaji bahkan membaca Alqur’an. Namun tak bisa dipungkiri, kondisi masjid yang masih beralas tanah dan beratap plastik sering membuat tak nyaman. Kini, PPPA telah merenovasi masjid ke dua di Kutupalong Camp.
“Agar lebih terlihat kuat dan kokoh, kami renovasi ulang masjid. Atap yang awal terpal, kami ganti seng. Alas bawah yang awal hanya tanah kami plester semen. Maka Jika hujan turun air tak dapat masuk dari atas ataupun samping-samping celah masjid,” ujar Koordinator Tim Kemanusiaan untuk Rohingya, Didi Kurniawan.
Didi bersama timnya akan terus berjelajah ke kamp-kamp pengungsian yang belum tersentuh untuk mendistribusikan bantuan dan mencari masjid-masjid yang harus direnovasi. “Kami juga memberikan karpet, toa, sajadah, Alqur’an dan beberapa perlengkapan ibadah lainnya. Ini salah satu ikhtiar PPPA Daarul Qur’an mencetak para penghafal Alqur’an di tanah-tanah pengungsi Rohingya,” tuturnya.
Rahmat Karim (40) salah satu pengungsi Rohingya menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh jemaah dan donatur PPPA Daarul Qur’an. “Alhamdulillah, amanah dari jemaah Indonesia, telah sampai kepada kami untuk pembangunan dan renovasi masjid,” ucapnya.