Gadis berkulit hitam manis itu mengembangkan senyumnya, membuatnya semakin sangat manis, wajahnya sangat khas menunjukkan bahwa dirinya lahir dari tanah Timur Indonesia. Sesekali ia tampak membuka Qur'annya lalu menutupnya kembali, bibirnya tak berhenti bergerak samar, terdengar itu lantunan ayat suci salah satu surat dari Qur'an yang tengah dipegangnya.
Irma Rismawati Nobisa (19) ia punya nama, begitu semangat menghafal Alqur'an. Jauh-jauh datang dari kampunganya di Oe Ue, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ke Rumah Tahfizh Daarul Qur'an Ciledug, Tangerang hanya untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang hafizah.
Ini mimpi dari ribuan santri yang datang ke Daarul Qur'an. Ia termotivasi menghafal Qur'an setelah mendengarkan tausiyah dari Ustad Yusuf Mansur bahwa seorang penghafal Qur'an bisa mengantarkan kedua orangtuanya masuk surga. Irma begitu akrab disapa, sangat ingin menghadiahkan mahkota dan surga untuk sang ayah dan ibu.
"Irma mau membahagiakan mama papa dengan menjadi seorang hafizah," ujar gadis belia ini.
Ia rela menahan kerinduannya bertemu ayah, ibu dan dua kakaknya demi menjadi seorang hafizah. Sudah empat tahun, Irma tak pulang ke kampung halaman dan belum pernah lagi berjumpa sanak keluarga. Kerinduannya ia lepas melalui sambungan telpon jarak jauh.
"Kalau sudah kangen banget sama mama papa, Irma biasanya kirim doa," tuturnya yang mengaku sering meneteskan air mata jika tak sanggup menahan rindu.
Hiburan lain yang dapat membuat Irma sedikit melupakan kerinduannya adalah teman-teman satu asrama yang sudah seperti saudara di Rumah Tahfizh Daarul Qur’an Ciledug. Begitu pula dengan orangtua asuh Irma di asrama yakni Ustad Nanang bersama sang istri. “Mereka sangat baik dan perhatian, sudah seperti orangtua Irma sendiri,” tuturnya.
Irma adalah salah satu santri rumah tahfizh yang akan mengikuti Wisuda Akbar 8 pada 22 Oktober mendatang. Hafalannya sebanyak 10 juz akan diujikan pada 8 Oktober nanti. Ini sudah tahun ketiga Irma mengikuti Wisuda Akbar, sebelumya ia telah mendapat sertifikat hafalan surat-surat pilihan yang diujikan.
Irma sendiri punya target satu tahun lagi untuk bisa menghaal 30 juz. Ia mengaku ingin mengabdi di kampung halamannya Oe Ue. Mengajak seluruh masyarakat muslim di sana belajar, menghafal dan mengamalkan setiap isi kandungan Alqur’an.
“Soalnya di kampung belum pada pinter ngaji. Irma juga mau ajak keluarga untuk menghafal Alqur’an,” tuturnya.
Setelah membangun kampung dan melahirkan generasi-generasi penghafal Qur’an, Irma punya impian kuliah di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. “Irma mau perdalam ilmu Alqur’an supaya nanti bisa lebih memberikan manfaat buat orang lain,” ucapnya.
Semoga Wisuda Akbar 8 nanti bisa semakin memotivasi Irma dan seluruh santri rumah tahfizh maupun masyarat Indonesia bahkan dunia, untuk terus menghafal Alqur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan. Aamiin Allahuma Aamiin.