Belasan anak berkumpul di sebuah ruangan yang terlihat baru dipugar. Dindingnya dipenuhi dengan lukisan air terjun, lalu kulit-kulit kayu nan artistik juga 4 buah busur panah yang tergantung.
Sebelahnya, persis, dagangan sembako lengkap berjajar rapi, hanya menyisakan sedikit ruang belajar anak-anak itu. Inilah ruang belajar di Kampuz Jalanan. Lebih mirip sebuah taman baca atau taman belajar khusus untuk anak-anak Dusun Kweni, Sewon, Bantul.
Belasan anak itu, baru TK atau SD. Mereka tengah sibuk simak-menyimak bacaan Iqro'. Dilanjut hafalan surat Ar-Rahman bersama-sama. Metodenya sima'iyah, mendengar lalu mengulang berkali-kali.
Salah satunya seorang gadis mungil, namanya Zerin. Gadis mungil berkulit sawo matang itu baru berusia 5 tahun. Bibir mungilnya terlihat fasih menghafal surat Ar-Rahman ayat 1-5. Semuanya benar. Padahal baru sepuluh menit ia menghafal bersama-sama anak lain di Kampuz Jalanan.
Senyumnya melebar saat mendapat hadiah sebuah penghapus, rautan dan ikat rambut. Senyum khas anak-anak yang tulus, bahkan hanya dengan hadiah yang begitu sederhana.
Kampuz Jalanan adalah tempatnya belajar menghafal. Dibantu gurunya, Mbak Aroh, Zerin dan anak-anak lain semangat menghafal juz 30. Ada yang sudah hafal sampai Ad-Dhuha, Al-Fajr, bahkan An-Naba’.
Tak beda jauh dengan Zerin, belasan anak lain sebaya dengannya. Meski masih sangat muda, mereka senang belajar menghafal.
Bahkan, Zerin yang masih Iqro' 1 sangat semangat menghafal meski belum bisa membaca Al-Qur'an. Setiap kali dituntun menghafal dengan metode sima'iyah, ia memperhatikan dengan seksama. Tak butuh waktu lama, setelah dua puluh kali mengulang, hafalannya langsung tertanam dalam ingatan Zerin. MasyaAllah.
Menghafal sejak dini, inilah yang dipelajari anak-anak di dusun Kweni, tepatnya di Kampuz Jalanan. Maksudnya agar anak-anak dapat mengenal Al-Qur'an dan mencintainya.
Mengenalkan Al-Qur’an sejak dini dan menanamkannya di dalam hati-hati mereka melalui hafalan. Harapannya, kelak mereka akan tumbuh menjadi anak-anak cerdas yang memegang teguh tali agama. Agar tak tersesat dalam pergaulan anak-anak jaman “modern†yang serba mengkhawatirkan.
Sesuai dengan Motto Kampuz Jalanan, yakni "Kembali ke Buku Panduan". Maksudnya adalah kembali pada Al-Qur'an dan Al-Hadist, menjadikannya sebagai panduan hidup.