Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Jembatan Kehidupan Ciseurueheun

14 February 2017
Image

Pandeglang, (14/2) - Sambil menggendong anak, Amir (30) kini tidak takut lagi menyeberang jembatan dengan motor bebeknya. Memang, trauma saat melewati jembatan bambu masih ada.

Jembatan Ciseurueheun, Pandeglang, Banten, dikenal dengan jembatan bambu yang licin dan berbahaya. Terlebih, jika musim hujan datang, jembatan ikut hanyut terbawa air sungai. Suasana ini terjadi setelah jembatan beton permanen tahun 1980, lapuk dan hancur dimakan usia. Setiap enam bulan sekali, warga berbondong membangun jembatan bambu seadanya.

Puluhan tahun, 2500 KK dari empat desa yang melewati jembatan ini sudah berupaya maksimal. Berada di lokasi tidak terlalu jauh dari pusat ibu kota, mereka berharap jembatan bukan lagi jadi persoalan. Kenyataanya, bantuan pemerintah tak kunjung hadir. Akhirnya warga inisiatif membangun jembatan bambu seadanya.

Akibat jembatan yang rusak, akses pendidikan, ekonomi dan kesehatan terhambat. Lebih-lebih, musim hujan yang membuat akses jembatan terputus hanyut terbawa arus. Anak sekolah, petani, pekerja yang nekat menyeberang harus ekstra hati-hati melalui bebatuan sungai. Kondisi ini berubah drastis saat Program Jembatan Kehidupan PPPA Daarul Qur’an hadir.

Menjelang akhir 2015, program jembatan kehidupan “digeber”. Ratusan warga terlibat dalam kolektivitas gotong royong. Masing-masing warga mengambil peran. Pekerjaan betonisasi jembatan tidak megenal usia dan profesi, baik remaja, orang tua, pelajar, santri, petani, semua ingin ikut terlibat dalam sejarah membangun jembatan “urat nadi kampung yang sempat terputus”.

Setahun sudah jembatan ini berdiri kokoh. Warga kini merdeka dari ketimpangan akses kehidupan. Berangsur-angsur, ekonomi warga menggeliat. Anak-anak sekolah tersenyum simpul sambil terkikih pergi ke sekolah. Petani tidak perlu lagi takut hanyut membawa hasil panen. Dengan rasa syukur, Warga menamai jembatan dengan “Jembatan Ar Rohman”. Jembatan kehidupan dari Sang Maha Pengasih.



Nikmati kemudahan informasi terkait program-program Daarul Qur'an melalui email anda