Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Qur'an Ora Ilang Kumandange

01 December 2016
Image

Lantunan Surat Al-Baqarah dilantunkan oleh para hufadz setalah Sholat Jumat (25/11) lalu di Rumah Tahfidz Darussalam, Bantul. Sedikitnya, ada perwakilan dari 11 Rumah Tahfidz wilayah Kab. Bantul menggelar Majelis Hufadz Rumah Tahfidz (MHRT).

Para assatidz semuanya adalah hafidz (penghafal Qur’an), hadir dengan menempuh jarak yang tidak dekat dan meninggalkan segudang amanah yang menumpuk di rumah atau di tempat bekerja.

Mereka adalah para pejuang rumah tahfidz yang mengajarkan Al-Qur’an dengan keikhlasan. Dengan misi dakwah mendawamkan Qur’an, maka situasi apapun akan mereka lalui untuk tujuan besar memuliakan Qur’an.

Rumah Tahidz dari masa ke masa telah mengalami perubahan. Ustadzah Andi misalnya, istri Ustadz Makmun (Pengasuh RT. Darussalam) menceritakan perjalanan rumah tahfidz yang digawanginya pada tahun 2012 silam.

Sudah empat tahun rumah tahfidz yang didirikan suami-istri ini menemani masyarakat Deresan untuk mengaji dan menghafal Al-Qur’an. Dinamika santri pun terasa betul dalam perannya memegang rumah tahfidz yang menjadi kepercayaan masyarakat.

“Di sini sudah tidak ada yang mukim, mbak”, kata Ustadzah Andi di sela-sela mengasuh putra bungsunya.

Setahun terakhir, sudah tidak ada lagi santri yang mukim di rumah tahfidznya. Banyak faktor, salah satunya adalah karena santri berasal dari lokasi dekat rumah tahfidz, sehingga mereka hanya mau mengaji saja tanpa bermukim.

Faktor lainnya adalah Ustadzah Andi sudah terlalu sibuk dan kerepotan. Ibu berusia 40an tahun ini harus mengurus rumah dan tiga orang anak. Terlalu repot bila harus mengurus para santri mukim juga.

Ini hanyalah salah satu potret masalah rumah tahfidz. MHRT menjadi tempat yang tepat untuk saling berbagi, mengutarakan keluh dan kesah. Di sini pula para assatidz juga penerima Simpatik Guru dapat dengan leluasa menyampaikan saran, kritik, ataupun pendapat kepada Koordinator Program Rumah Tahfidz area Yogyakarta, yaitu Ust. Suryo dan Ust. Febi.

MHRT menjadi sarana untuk saling memperbaiki pola gerakan Menghafal Al-Qur’an. Pertemuan ini sekaligus untuk memperbaki sistem pencatatan rumah tahfidz yang akan menghasilkan data yang akurat.

Berharap, data mengenai rumah tahfidz dapat dijadikan sebagai dasar atau acuan santri dalam mengikuti ujian tahfidz. Termasuk, sebagai bahan riset Rumah Tahfidz Center (RTC) dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang mungkin diberlakukan pada rumah tahfidz seluruh Indonesia.

MHRT juga menjadi salah satu jembatan untuk mimpi Indonesia Menghafal 2020. Dengan rumah tahfidz, Qur’an tak akan pernah lenyap dari muka bumi.

“Qur’an ora ilang kumandange” istilahnya, Qur’an tak hilang dari peradaban. Qur’an tetap menggema, terlantun, dan terjaga bersama para hafidz dan hafidzhoh yang dipersiapkan bersama PPPA Daarul Qur’an.



Nikmati kemudahan informasi terkait program-program Daarul Qur'an melalui email anda