Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Terisolir di Pinggir Ibukota

24 October 2016
Image



Berlomba-lomba menjadi negara besar sudah menjadi santapan sehari-hari masyarakat umum saat ini. Bahkan, tak ayal jika satu sama lain ada saling memanfaatkan. Namun, perhitungan menjadi negara besar, sering kali hanya terlihat dari perkembangan ekonomi per tahunnya.

Padahal, ada hal lain yang membuat negara itu besar untuk warganya sendiri, khususnya mereka para pejuang hidup di akar rumput. Mereka tak butuh berlimpahnya kuda besi berkeliaran, tak bangga dengan tingginya bangunan dan luasnya kekuasaan. Hanya secercah harapan dan perhatian yang mereka nantikan dari negaranya sendiri, untuk menyambung kehidupan.

Terisolir di pinggir Ibukota, kata yang bisa mewakili daerah-daerah Indonesia yang tak tersentuh oleh tangan-tangan penguasa ibu kota. Sebut saja, salah satunya Kampung Kukuk Sumpung, Desa Gobang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sebuah perkampungan penduduk yang jauh dari perkembangan saat ini, meski dekat dengan ibu kota negara dan bangsa ini.

Padahal, cukup dengan 3 jam dari Jakarta menuju Kampung Kukuk Sumpung. Namun, tak ditemui sentuhan bahkan bekas-bekas upaya pembangunan di sana. Warga yang berdiam di sana pun tak terbilang jarang, mengingat data yang tercatat ada 175 KK dari 900 jiwa.

Hingga saat ini, akses jalan yang ada sulit ditempuh, mengharuskan warga untuk melalui jalan setapak sepanjang 5 kilometer dari pusat Desa ke Kampung Kukuk Sumpung. Belum lagi, jika musim penghujan datang, jalan setapak menjadi kian sulit dilalui akibat licin dan amat berbahaya, ditambah tak ada akses lainnya untuk bisa dilalui warga.

Bertani, buruh serabutan, dan berdagang keliling menjadi ujung tombak kehidupan mereka dapat berjalan. Selain itu, akses pendidikan pun sulit ditemui, sekitar 80 persen warga di sana hanya menempuh pendidikan sekolah dasar saja.

Sisanya, lulus SMP sekitar 15 persen dan SMA 5 persen. Padahal, masih teringat jelas dalam ingatan kita, pendidikan masyarakat Indonesia minimal sembilan tahun atau setingkat dengan SMA/sederajat. Alhamdulillah, fasilitas sekolah dasar dan SMP terbuka untuk warga kampung mulai didirikan bulan ini.

Tak hanya akses pendidikan, akses kesehatan pun sulit untuk dijangkau oleh warga di sana. Dan, budaya menikah di bawah 17 tahun pun sudah menjadi pernik cerita Kukuk Sumpung. Saat ini, pembangunan infrastruktur jalan dan pendidikan usia dini merupakan kebutuhan vital yang tengah dibutuhkan warga disana. Agar warga dapat merasakan kemudahan dan membuka akses untuk hidup yang lebih baik.

Hal ini lah yang tengah diupayakan PPPA Daarul Qur'an, untuk bisa memberikan sedikit keringanan kepada warga Kampung Kukuk Sumpung. Melalui pendampingan, warga dibimbing untuk mengatasi permasalahan yang ada. Sehingga, adanya self belonging terhadap pembangunan infrastruktur jalan dan sarana pendidikan usia dini. InsyaAllah, tak hanya di sini saja, lembaga lokal pun siap dibentuk untuk menjaga keberlangsungan saranan tersebut.



Nikmati kemudahan informasi terkait program-program Daarul Qur'an melalui email anda