Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Senyum Takzim Pak Jimin

05 October 2016
Image

 

Matahari baru saja terbit, nampak seorang lelaki tua berjalan terhuyung-huyung menghampiri sekumpulan anak-anak. Ia mencoba berteriak memanggil mereka, namun suaranya tak lagi keras.

Akhirnya, ia putuskan untuk mendekat. Anak-anak pun dengan cepat mengerumuninya, ia berkata kepada mereka. Seketika, mereka tersenyum lebar, bersorak hingga melompat-lompat kegirangan. Entah apa yang disampaikan pria yang namanya tak asing di telinga anak-anak, Pak Jimin sapaan akrabnya. Ia seorang guru di SD Warungboto Yogyakarta.

Dengan sigab anak-anak berlari dan mata mereka tertuju ke depan kelas. Beberapa orang tengah mempersiapkan sesuatu, mereka berseragam dan bertuliskan Mobile Qur'an di punggunya. Sosok asing yang belum mereka lihat sebelumnya.

Meskipun begitu, tatapan mereka penuh harap. Mungkin tatapan itu yang membuat pak Jimin begitu loyal dengan profesinya hingga saat ini.

Tahun ini, Pak Jimin menginjak 58 tahun. Benar, ia tak lagi gagah seperti dahulu, namun jiwanya sebagai pengajar tak pernah menua.

Stroke yang menyita kesehatan Pak Jimin beberapa tahun lalu pun, tak menjadi penghalangnya untuk terus mengajar. Meskipun, ia tak lagi gesit dan bertenaga mengangkat beban berat. "Pakai kancing baju saja sudah tak sanggup," ungkap pak Jimin perlahan. Terbayang saat ia menggenggam kapur untuk menulis di papan.

Seperti itu lah, semangatnya pak Jimin yang menggebu, mendidik anak-anak di pinggiran kota. Keluh bahkan sanggahan pun tak terlontarkan, saat ia menempuh puluhan kilometer ke sekolah dengan sepeda motor sederhananya setiap hari.

Menurutnya, melihat anak-anak tumbuh dan belajar, selalu memberinya senyuman baru. Sayang rasanya melewatkan hal itu. Bahkan, untuk 30 tahun pengabdiannya.

Selama itu pula, sosok teladan ini tak pernah meminta diantar mengajar. Bahkan, saat pulih dari dari stroke dan kembali mengajar. Ia mengatakan, agar kedua tangannya yang sudah lemah tak jadi mati rasa.

Sampai sekarang, SDN Warungboto menjadi tempat mengabdikan ilmunya. Tempat ini, tak hanya tempat mengajar semata, tetapi sudah menjadi bagian dari dirinya. Walaupun jauh dari kesan layak, sekolah ini sudah melahirkan generasi Indonesia selama puluhan tahun.

Sayangnya, lambat laun sekolah ini tergerus oleh zaman. Setiap ajaran baru, muridnya kian sedikit yang mendaftar. Tahun ini saja, hanya 9 murid baru yang duduk di kelas 1. Nampak, orang tua lebih memilih sekolah dengan segudang menu pendidikan Islam. Meskipun, sekolah negeri sudah diwajibkan memiliki jam khusus untuk taman pendidikan Alqur'an.

Sekarang, SDN Warungboto berbenah, berbagai program keagamaan dihadirkan, khususnya pendidikan Islam. Jam TPA terlaksana setiap Selasa dan Sabtu. Sengaja mengambil guru TPA dari luar sekolah, mengingat terbatasanya SDM. Pak Jimin yang mengajar agama pun tak lagi bertenaga untuk mengajar seluruh kelas. Walaupun, ia tak sungkan membuka diri untuk wawasan baru dalam pendidikan agama.

Alhamduliillah, salah satu rangkaian program pendidikan Islam adalah menghadirkan tim Mobile Qur'an (MOQU) di Jogja. Para guru, termasuk Pak Jimin sangat antusias menyambut MOQU yang menebarkan semangat menghafal Alqur'an, melalui metode One Day One Ayat (ODOA).

Pak Jimin mengatakan, kegiatan ini menjadi pemantik baru untuk meningkatkan pendidikan praktis agama Islam.

"Anak-anak sangat antusias dengan kegiatan ini. Ada satu murid saya yang pada awalnya malas belajar, kini setelah kedatangan MOQU, ia begitu antusias belajar. Bahkan, meninggalkan kegiatan bermainnya saat belajar dan tak pernah absen," terangnya dengan semangat dan guratan senyuman di wajah keriputnya.

Dalam hatinya, ia selalu berazam akan terus mendidik hingga akhir masa baktinya. Meski dalam keterbatasan fisik dan usia yang sudah setengah abad, ia akan terus menghabiskan waktunya dengan anak-anak. (P/N)

 

 

 

 

 

 

 

 

 



Nikmati kemudahan informasi terkait program-program Daarul Qur'an melalui email anda