Alhamdulillah, Qur'an Call semakin mantap memuliakan penghafal Alqur'an, salah satunya dengan penghargaan berupa sertifikat bagi santrinya.
Pasalnya, sejak Agustus lalu, layanan belajar Alqur'an dari PPPA Daarul Qur'an ini mengadakan ujian bagi santrinya pada setiap bulan. Kemudian, mereka yang lulus di kategorinya masing-masing, mendapat sertifikat on line dari Qur'an Call.
Tak hanya diperuntukkan untuk santrinya yang berdiam Ibu Kota saja. Namun, layang penghargaan ini tiba pula di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Teruntuk remaja asli pulau nan eksotis panoramanya ini, bernama Zainal Abidin.
Selain menjadi santri di Pondok Pesantren Al-Aziziyah, Lombok, yang berbasis tahfizh. Dirinya rutin menyetorkan hafalan Alqur'annya pula di Qur'an Call, khususnya di pagi hari, waktu favoritnya.
Setelah mendapat hafalan yang ia himpun selama di pesantren, lembar per lembar ia murajaah kembali bersama Qur'an Call. "Niat awal bergabung menjadi santri Qur'an Call untuk meringankan murajaah dan supaya lebih banyak mendapat hafalan," tutur Zainal, sapaan akrabnya.
Sejak awal mendaftar, Zainal telah mempunyai tabungan hafalan 5 juz di Qur'an Call. Walapun, 20 juz telah ia simpan manis di ingatannya selama berjuang di pesantren tempat terselenggaranya MTQ Nasional 2016 ini.
Dengan kecakapannya melafadzkan ayat-ayat Alqur'an, Alhamdulillah, remaja 18 tahun ini dinyatakan lulus oleh Qur'an Call Officer. Hal tersebut ia gunakan sebagai pemompa semangat dalam menghafal Alqur'an.
"Alhamdulillah, InsyaAllah, akan terus menambah hafalan Alqur'an di Qur'an Call," tegas anak bungsu dari lima bersaudara ini.
Usahanya untuk semakin dekat ke 30 juz, bukan menjadi hal yang tidak mungkin. Karena, selain tekad yang menggebu, ia pun memiliki kewajiban untuk menghafal satu lembar mushaf Alqur'an setiap harinya di pesantren.
"Pertama kali menghafal Alqur'an ketika masuk pesantren, 2013 lalu. InsyaAllah, yakin menghafal Alqur'an, karena ingin membahagiakan dan menyelamatkan orang tua di dunia dan akhirat, nanti," tukas Zainal.
Zainal yang baru lulus MA tahun ini berharap, hafalannya dapat ia jaga seperti menjaga hafalan surah An-Nas. Tuntas di luar kepala.
Tak berhenti di sana, ia pun lebih memfokuskan tahfizh di jenjang pendidikan berikutnya. Dengan muaranya, menjadi pengajar Alqur'an di kemudian hari, InsyaAllah.