.jpg)
Qur'an Call menjadi salah satu program dengan basis potensi sumber daya manusianya yang luar biasa. Mulai dari Qari, Qariah, hingga prestasi akademik yang cemerlang. Alhamdulillah, muncul nama lagi, yakni Choiriah, dengan kemampuan berbahasa asingnya di tengah puluhan Qur'an Call Officer.
Chori, panggilan akrabnya, merupakan dara kelahiran Jakarta, 1992 lampau. Masa sekolahnya, ia akui belum pernah bersinggungan dengan pesantren atau halaqah. Melainkan, sekolah formal sebagaimana pilihan mayoritas masyarakat ibu kota.
"Namun, setelah lulus SMA dan bekerja selama setahun sebagai administrasi Bimbel. Saya lanjut belajar bahasa Arab di Mahad Dzinnurain, selama 2,5 tahun dan LIPIA selama setahun," tutur ia menjelaskan riwayat pendidikannya.
Awalnya, anak kelima dari tujuh bersaudara ini belajar bahasa Arab karena ingin mengenal Islam lebih dalam lagi. Mengingat, ajaran Islam sendiri akarnya disampaikan melalui bahasa Arab pula. Kepiawaiannya berbahasa Arab, membuat Chori pernah mengajar privat.
Ketertarikannya kepada bahasa asing tak berhenti di bahasa Arab saja. Melainkan, beberapa bahasa mancanegara, seperti Jepang dan Inggris.
"Jadi, dulu pernah belajar bahasa Jepang di SMA karena memang ada kurikulum sekolah. Maka, saya pikir, kenapa tidak dilanjutkan," jelasnya mengingat masa sekolahnya dahulu.
Semangat itu didukung pula oleh segenap koleganya, beberapa rekannya sampai memberikan buku untuk dipelajarinya disela-sela kesibukan sehari-hari.
Selain deretan bahasa itu, sekarang dirinya tengah mempelajari bahasa Korea pula. Menurutnya, belajar bahasa asing itu menarik dan menyenangkan.
Karena, belajar berbahasa asing merupakan jembatan kita untuk mengenal kebudayaan internasional. "Pokoknya menyenangkan," sisipnya.
Mimpinya, ingin memperdalam dan mengasah skill bahasa asing tersebut, baik speaking maupun writing. Tak menyangkal pula, jika dirinya berkeinginan untuk menjadi interpreter di kemudian hari.
Tidak selalu menempuh jalan yang mulus, dirinya banyak pula menemui kerikil kecil di perjalanan menuju impiannya.
"Kendala belajar pasti banyak, khususnya bahasa Jepang dan Korea, karena prosesnya autodidak. Hal itu berimbas pada semangat yang kadang naik-turun, belajarnya pun jadi kurang maksimal. Tapi, Alhamdulillah, ada banyak media seperti youtube, jadi memudahkan sekali," jelas Chori.
Sebelum bergabung menjadi Qur'an Call awal Maret 2016 ini, ia merupakan seorang yang kurang percaya diri untuk berbicara kepada orang lain. Namun, masuknya ia menjadi Qur'an Call Officer membuat kepercayaan dirinya mulai naik. Karena, kerap bercakap dengan orang lain, walau hanya melalui telpon.
Kini, dengan hafalan Alqur'an yang digenjot sejak SD, ia kerap menyisipkan bumbu-bumbu bahasa Arab dalam bentuk Mahfudzat, atau kata mutiara saat mengajar di Qur'an Call. Hal tersebut dilakukan untuk memotivasi santrinya.
"Mengajar Alqur'an tidak hanya dengan bahasa Indonesia, tapi juga bahasa Arab. Malah lebih menyenangkan, karena menjadi ladang dakwah yang variatif," imbuhnya.
Ia bertekad untuk fokus syiar bersama Daarul Qur'an, karena Qur'an Call menjadi layanan belajar Alqur'an yang sangat inovatif dan memudahkan masyarakat. Selain menggunakan telepon genggam dan tanpa di pungut biaya sepersen pun.
Hati kecilnya berbicara, ingin, suatu saat nanti menyalurkan kemampuan berbahasa asingnya ini untuk membuat translate kajian berbahasa Indonesia ke bahasa asing. Hingga, penerima manfaatnya tak hanya di tanah air, tapi Internasional pula.
"Belajar Alqur'an sekarang sudah dimudahkan, tidak ada kata tidak untuk mempelajarinya. Kalau tidak ada bahasa, Islam tidak akan sampai kemari, karena semua tersampaikan melalui bahasa," tutupnya. (S/N)
