Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Berjuang Melampaui Keterbatasan

09 September 2016
Image
"Bu, Kya mau sekolah lagi," ungkapan hati gadis belia bernama Rizkyanti Rosadi. 
 
Sudah tiga tahun lamanya, gadis 11 tahun ini tidak melanjutkan sekolah. Bukan keinginannya untuk berhenti sekolah dalam beberapa waktu. Namun, ia tak ingin mengalami lagi saat-saat pihak sekolah menagih biaya sekolah di hadapan teman-temannya, bahkan diperlakukan berbeda dengan yang lainnya. 
 
Kondisi Kya yang berbeda pun, kerap kali menjadi kekhawatiran Suryati ibundanya untuk menyekolahkan Kya. Disamping, terbatasnya biaya sekolah, Kya adalah salah satu dari sekian masyarakat Indonesia yang mengidap penyakit Hidrosefalus. 
 
Penyakit yang menyerang organ otak. Penderita hidrosefalus mengalami penumpukan cairan di dalam otak yang berakibat pada meningkatnya tekanan pada otak. Menyebabkan, kepala penderita terus membesar karena cairan yang menumpuk. 
 
Kya divonis hidrosefalus, sejak usianya masih 2 minggu. Suryati menceritakan, ia tak mengetahui putri mata sewayangnya ini mengalami hidrosefalus. Mengingat, saat lahir tidak ada kejanggalan yang terjadi. 
 
Namun, kepala Kya mulai membesar saat usianya masuk 2 minggu. Padahal, ke empat kakak laki-lakinya sehat dan tidak memiliki gejala hidrosefalus.
 
Sambil  tertunduk malu, Suryati bercerita, Kya berhenti sekolah saat kelas satu, empat tahun lalu. Hal ini dimulai, saat sang guru menagih uang sekolah dihadapan teman-temannya. Selain itu, Kya pun tak mendapat kartu ujian, karena belum melunasi biaya ujian. 
 
"Sejak saat itu, ia meminta untuk belajar di rumah saja dan tak ingin ke sekolah lagi. Tapi, dua tahun lalu ia meminta untuk bersekolah kembali, Alhamdulillah," pungkasnya. 
 
Meskipun, ia dan suami  bingung dengan biaya sekolahnya. Mengingat, biaya obat-obatan Kya saja, sudah cukup menguras kantong. Belum lagi, operasi yang tidak menentu waktunya dan bisa mencapai Rp 15 juta.  
 
Operasi tersebut untuk mengganti selang penghubung otak dan tubuh, yang berfungsi mengeluarkan cairan yang menumpuk di kepalanya. Karena, operasi tersebut sesuai dengan pertembuhan Kya. Beberapa saat ia mencoba mengingat kembali, ternyata Kya sudah menjalani tiga kali operasi. 
 
"Setiap pertumbuhan cepat terjadi, maka setiap saat itu juga Kya harus mengganti selang yang lebih panjang," jelas wanita yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh harian ini. 
 
Meskipun begitu, ia tetap yakin kepada Allah SWT. Apapun yang terjadi dan diberikan adalah pilihan terbaik untuk keluarganya. Kemudahan Allah pun selalu menyertai keluarganya melalui kebaikan tetangga, kerabat dan layanan mustahik. 
 
Bahkan, ia sempat berpikir apakah  Allah akan marah, jika ia sering menerima kebaikan orang lain. Bukan keinginannya pula untuk selalu menerima kebaikan orang lain, tetapi karena kebutuhan yang sangat mendesak. Khususnya biaya perobatan Kya. 
 
Sambil terisak ia berkata,"apabila, dalam sehari saja Kya tidak mengkonsumsi obat, maka kepalanya akan sakit dan Kya bisa tak sadarkan diri."
 
Hingga saat ini, jurus yang membuatnya selalu yakin adalah sholat. Tak pernah lelah mengingatkan anak-anaknya untuk sholat. Begitu halnya dengan Kya, gadis kelas dua SD ini tengah gemar menghafal. 
 
Meskipun, terbilang lama untuk menghafal, tetapi ia tak pernah menyerah. "Kalau dibaca terus, InsyaAllah bisa hafal. Kan, Allah sayang sama orang yang suka hafal Alqur'an," tutur Kya dengan senyuman tipis dibibir mungilnya, yang saat ini tengah mengicil hafalan juz 30. Waalahuallam bi shoab.. 


Nikmati kemudahan informasi terkait program-program Daarul Qur'an melalui email anda