Puluhan ribu jamaah diajak tadaburi Alqur’an, Ahad (28/8). Diajak membuka Alquran surat Al—Mudaththir, jamaah diminta bersama-sama membacakan ayat pertma hingga ayat ke 37. Selesai membaca secara serempak, arti dan maknanya pun dijelaskan secara gamblang.
Para jamaah yang mendatangi Masjid Istiqlal demi mengikuti Kajian Islam Bulanan Istiqlal (KIBI) bersama ustad Yusuf Mansur ini dibawa menelaah isi ayat-ayat suci yang menggambarkan bagaimana orang-orang yang kufur nikmat akan berakhir di neraka shaqar.
“Neraka shaqar adalah neraka yang apinya tidak pernah padam,” seru ustad yang akrab disapa UYM ini.
Untuk memahami ayat ini, lanjutnya, kita perlu mendatangi UGD dan mencari pasien pasien yang terkena ledakan gas atau kebakaran.
“Nah, kite tanya tuh gimana rasanya terbakar. Cuma, bedanya kalau disini apinye udah padam. Nah, di neraka shaqar tuh apinye gak pernah padam,” tukasnya.
Jamaah yang memadati halaman utama hingga lantai dua masjid ini pun khusyuk mendengarkan sambil melihat Alqur’an demi memahami ayat-ayat yang dijelaskan. Sejak awal, mereka telah diingatkan kembali akan kuasa Allah SWT dalam segala hal.
Seperti yang selalu dikatakan hampir disetiap tausiyahnya, mintalah kepada Allah. Jika kita memiliki keinginan katakanlah kepada Allah SWT.
“Ceramah ustad hari ini luar biasa, bisa ngasih pencerahan,” ungkap salah seorang jamaah, Oman Abdul Rahman.
Pria asal Kuningan, Jawa Barat ini menjelaskan, jika kita meminta kepada Allah, bicara kepada Allah, semua urusan pasti akan dipermudah.
“tetapi kadang kitanya saja yang males minta sama Allah, katanya kita yang sering tidak yakin kepada Allah,” ujarnya.
Kajian yang dibuka dengan dawaman surat Al-Waqiah yang didawamkan ustadzah Nabila dan diteruskan dengan dawaman surat Ali-Imran yang dipimpin langsung oleh UYM ini berakhir tepat pukul 11.45 WIB.
Di tiga puluh menit terakhir sebelum agenda ini berakhir, jamaah diminta untuk menuliskan keinginan sebanyak-banyaknya. Setelah selesai menuliskan keinginan masing-masing, jamaah pun diajarkan melafadzkan zikir sebanyak-banyaknya.
“Allah, Allahurabbi laa usyriku bihi syai'a,” bisik seluruh jamaah, ketika sambil memejamkan mata terus mengulang lafadz dzikir tersebut.