Sudah setahun jembatan Ar-Rohman hadir untuk warga Ciseureuheun, Pandeglang, Banten. Selama itu pula ribuan langkah kaki menyebrangi hadiah yang dihadirkan masyarakat Indonesia untuk warga Ciseureuheun, setiap harinya.
Mengingat, jembatan tersebut merupakan penghubung Desa Cigeulis dan Desa Cipeteuy, yang sedikitnya ada 2000 jiwa berkehidupan di sana. Mereka bertani di sawah dan tanah garapan dan berternak seadanya.
"Syukurlah ada jembatan yang sangat membantu kami, para warga Ciseureuheun. Setiap hari tak ada warga yang tak melalui jembatan ini," ujar Khasiran, salah satu tokoh masyarakat setempat.
Menjual hasil panen, menggiring ternak, maupun mengantar anak sekolah dan bekerja. Karena, tak sedikit warga Desa Cigeulis bertani di sekitar Desa Cipeutey maupun sebaliknya.
Selain itu, tak sedikit pula yang bersekolah di desa sebelah. Teringat, saat jembatan lama runtuh dan belum ada penggantinya, anak-anak terpaksa harus berbasah-basahan menyebrang atau mengambil jalan memutar yang lebih jauh untuk bersekolah.
Padahal, dibutuhkan waktu yang tidak sebentar dengan berjalan kaki, sekitar 1 jam lamanya. "Teringat, saat jembatan belum berdiri tegak di sini. Anak-anak harus masuk ke sungai tanpa alas kaki, itu pun apabila arus tengah tidak deras," katanya
Karena, lanjut ia, apabila musim penghujan datang. Maka, tak bisa mereka lalui, meskipun sudah merelakan untuk berbasah-basahan saat sekolah. Alhamdulillah, pemandangan kecemasan itu tak lagi terlihat. Jembatan Ar-Rohman, memberikan kemudahan bagi ratusan KK di Ciseureuheun.
"Suatu hari saat melintasi jembatan ini. Teringat, saat robohnya jembatan yang lalu. Teman-teman, sedang berjalan menuju sekolah dan terdengar suara kraakkk ... ada yang berteriak-teriak tidak jelas,"ungkap Nila, salah satu pelajar di MA
Kini, hal itu tak akan terjadi lagi. Alhamdulillah, bersama dengan teman-teman kami pergi dan pulang dari sekolah melalui jembatan ini. "Alhamdulillah, terima kasih ya Allah."
