"Suatu hari, seorang Guru menjelaskan tentang surga kepada muridnya, Fulan. Seketika, setelah sang guru selesai bercerita tentang surga, Fulan menangis sejadi-jadinya.
Sang Guru bertanya, "kenapa engkau menangis?." Lantas, Fulan menjawab, aku menangis karena takut, takut tidak menjadi bagian dari surga, sedangkan guru telah menjeaskan betapa luasnya surga itu."
Itulah secuil bait tausiyah kajian Spirit of Ramadan (SOR) siang ini, oleh Ustad Ahmad Jameel. Pimpinan Pesatren Tahfidz Daarul Qur'an ini, mengajak jama'ah untuk bangun dari tidurnya.
Artinya, pada bulan Ramadan ini, terlalu sayang jika membuang waktu tanpa beribadah kepada Allah SWT. Astaghfirullahaladzim. Maka, di akhir-akhir bulan suci ini, Ustad Jameel berpesan untuk menggencarkan ibadah dan perbanyak istighfar.
"Rasulullah SAW, merupakan orang yang paling mulia derajatnya, satu-satunya manusia yang diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT, baik yang terdahulu, maupun yang akan datang. Namun, dengan semua hal itu, beliau tetap memohon ampun kepada Allah, dengan beristigfar 70 hingga 100 kali perhari. Lantas, kita?," seru Ustad Jameel.
Sekitar 150 jama'ah pun hanya mampu terdiam dengan wajah bersalah. Nampak, ingin segera bersujud, mengakui segala dosa-dosanya.
Dalam lawatannya kali ini, Rumah Sakit Pelni, yang berada di jalan Aipda KS. Tubun, Jakarta-lah yang menjadi sasarannya. SOR mengisi waktu ba'da Dzuhurnya para jama'ah Masjid Al-Fathonah, yang masih dalam komplek Rumah Sakit yang sudah berdiri sejak zaman penjajahan ini.
Jama'ah yang terdiri dari karyawan dan pegawai Rumah sakit, serta keluarga pesien ini mengikuti kajian dengan khidmat. Salah satunya Rudi (41), pengusaha Rumah Makan Chinese Food, ini mengaku sangat tergugah oleh tausiyah Ustad Jameel.
Kala itu, Rudi tengah menemani orang tuanya untuk Check Up di Rumah Sakit ini. Ia berkata, "mantap banget, simpel tapi pasti. Membuka hati saya, bahwa amalan istighfar memang luar biasa."
Sejalan dengan Rudi, ternyata Haryono pun mengutarakan hal yang sama. Katanya, sangat bermanfaat untuk orang awam sepertinya, menjadi tambahan ilmu yang sangat berharga.
Koordinator pelaksanaan kajian masjid Al-Fathonah, Arif Adrianto pun menyuarakan pendapatnya untuk PPPA Daarul Qur'an. Lelaki 30 tahun ini berkata, "Daarul Qur'an sangat unik, selain program utamanya untuk melahirkan penghafal Alqur'an. Di sana, terdapat pula program-program kajian hingga bisnis."
Apalagi, SOR ini, lanjut ia, sangat membantu untuk membasuh dirinya dengan siraman rohani. Ditambah, program terbarunya yaitu Qur'an Call. Semakin memanjakan masyarakat untuk belajar Alqur'an.
Pria yang kini tinggal di Jakarta Selatan ini berharap, pihaknya dapat terus mendapatkan informasi terkait program Daarul Qur'an. Terlebih, dapat bekerja sama untuk membuat terobosan-terobosan baru.
