Selepas sholat dzuhur berjama'ah, rasa kantuk seakan menjadi tamu harian kita. Ditambah, kondisi badan yang tengah melawan dahaga dan lapar, karena melaksankan puasa Ramadan.
Namun, ajaklah rasa kantuk, dahaga dan lapar itu untuk menjadi pendamping kita pada saat kuliah siang di Spirit Of Ramadan (SOR). Karena, program PPPA Daarul Qur'an ini menyapa masyarakat pula pada saat ba'da sholat Dzuhur. Tidak hanya di majelis taklim hingga perkantoran, tapi juga menyeruak masuk ke dalam lingkungan kampus.
Seperti siang hari ini, Kamis (23/6), SOR tiba di Universitas Budi Luhur, Pesanggrahan, Jakarta. "Dari pada waktu kita dihabiskan untuk tidur, mendingan mendengarkan ceramah Islami," kata Pebi Wahyu Purnawan, salah seorang Dosen dan pengurus Masjid Budi Luhur.
Ia menerangkan, Univ. Budi Luhur memang setiap senin hingga jumat di bulan Ramadan mengadakan pengajian ba'da sholat Dzuhur. Alhamdulillah, kedatangan PPPA Daarul Qur'an sangat membantu mengisi kegiatan tersebut. Apalagi, materi yang dibawakan, banyak yang berkaitan dengan Alqur'an.
Mengingat, Ustad Halimi, pengisi kajian ini, membahas pula tentang keutamaan membaca Alqur'an, terlebih di bulan Ramadan. "Hal-hal yang membentengi kita, agar puasa lebih bermakna adalah, membaca Alqur'an. Karena, Alqur'an akan menjadi penolong bagi orang-orang yang ikhlas membaca, meghafal dan mentadabburinya," seru Ustad Halimi.
Kedua, lanjutnya, mengerjakan sholat, baik yang wajib maupun sunnah. Tanpa disadari, sholat adalah pondasi bagi kehidupan kita. Jika, pondasi tersebut kokoh, InsyaAllah hidup pun menjadi nyaman dan bertujuan. Namun, jika sebaliknya, Na’udzubillah.
Sejalan dengan seruan sang penceramah, Muhammad Bagus Rizaliputra (19), mahasiswa Univ. Budi Luhur semester empat ini, sangat antusias mendengarkan kajian, sejak pertama dibuka. Ia mengatakan, Daarul Qur'an memang sangat mengedepankan pendidikan Alqur'an. Itulah yang ingin ia terapkan di kehidupannya.
"Agar, tidak hanya di Ramadan saja kita gencar beribadah, tetapi di luar ini pun tetap semangat memperbaiki diri. Mengubah paradigma mahasiswa yang anti Qur'an menjadi cinta Alqur'an" ujarnya.
Pada kesempatan kali ini, masjid sudah dipenuhi puluhan jama'ah, mulai dari mahasiswa, dosen, karyawan, dan lain sebagainya sejak sebelum adzan Dzuhur berkumandang. Ada pula beberapa mahasiswa dari semester 11 yang tengah menjalani Ujian Akhir Semester, hal itu dikuatkan dengan penampilan mereka yang terlihat mengenakan baju putih dipadukan dengan celana hitam.
"Kajian SOR ini sangat bagus untuk merefresh dan menambah wawasan tentang agama. Kalau boleh, setiap bulan diseapanjang tahun diadakan kajian semacam ini," tutur Syafrullah, jama'ah SOR yang juga sebagai Dosen Komputer.
Dirinya pun menambahkan, banyak fenomena di sekeliling kita, terutama di media televisi, yang menampilkan acara-acara bernuansa Islami. Namun, pertanyaannya, mengapa hanya di bulan Ramadan?
"Harapan saya pribadi, dan mungkin para dosen yang lain pula adalah, agar sinergi PPPA Daarul Qur'an dan Univ. Budi Luhur dapat sampai ke tahap pengkaderan mahasiswa menjadi penceramah. Minimal, khatib jumat" imbuh lelaki 41 tahun ini.
Terlebih lagi, sambung ia, program PPPA Daarul Qur'an untuk membumikan Alqur'an, dapat disandingkan dengan Univ. Budi Luhur. Jadi, para hafidz dan hafidzah dari Daarul Qur'an, dapat memperoleh beasisiwa di universitas ini.
