Tergambarkah kepedihan saudara kita yang berada di wilayah konflik dan perang? Sayangnya, tidak akan pernah. Di bulan suci Ramadan ini, bukan hanya santap berbuka yang mereka tunggu-tunggu. Namun, sesungguhnya kesejahteraan dan kemerdekaanlah yang menjadi dambaan.
Bayangkan, buah kurma telah berubah menjadi butiran-butiran timah panas yang tak henti mereka saksikan tiap hari. Suara kembang api di sini tak ada artinya dibanding gemuruh rudal dan bom yang diluncurkan tepat diatas kepala meraka.
Sekali lagi tidak.. Akal kita tidak akan sampai untuk membayangkan kepedihan mereka. Kecuali, melihat langsung kesengsaraan yang diakibatkan dari kekejaman kaum kafir di sana.
Yaa Allah.. Yaa Malik.. Selamatkan saudara-saudari kami dari kebiadaban orang-orang kafir. Ratakan kafir-kafir itu dengan kekuasaan-Mu. Dan, Syahidkanlah pejuang-pejuang yang rela meregang nyawa demi agama-Mu.
Namun, goresan kecil di hati mereka sedikit terobati. Dengan uluran tangan, do'a serta kepedulian dari kaum muslim, baik di Indonesia maupun Negara-negara yang perduli dengan sosial.
Alhamdulillah, sejak awal 2004, berkat donasi jama'ah dan tentunya ridho Allah SWT, Yayasan Daarul Qur’an Nusantara berdiri kokoh di daerah perang, Gaza. Tepatnya, lintas timur, Jalan Raya Salahuddin, Gaza Utara, Palestina.
Sejak awal berdiri hingga kini, Daarul Qur'an (DaQu) Gaza telah memiliki lebih dari 190 orang santri dan santriwati. Diantaranya, 18 santri telah menyelesaikan hafalan 30 Juz dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun. Subhanallah.
Tidak hanya pembibitan penghafal Alqur'an, DaQu Gaza pun telah banyak merealisasikan program kemanusiaan. Diantaranya, pembangunan masjid, bantuan tunai bagi keluarga fakir, anak yatim dan pasien korban perang, bantuan makanan, jaket dan selimut, bantuan korban banjir Gaza, sembako, pengobatan masal gratis, dan banyak lagi.
Kini, bertepatan dengan bulan suci Ramadan 1437 H, DaQu Gaza mengadakan buka puasa bersama (Bukber) dengan 1.000 anak yatim dan janda di Jalur Gaza Palestina, Selasa (7/06) lalu. Para panitia telah memulai persiapannya empat jam sebelum adzan Maghrib berkumandang. Para yatim dan janda pun hadir satu jam sebelum matahari terbenam di langit Palestina.
"Awalnya, memang hanya di targetkan 550-600 orang saja, akan tetapi, Subhanallah, 1.000 masyarakat Gaza berduyun-duyun hadir dan memadati tiga lantai gedung DaQu," ungkap Abdillah Onim, Koordinator acara Bukber.
Mengingat, jalur Gaza sendiri terdapat lebih dari 28.000 anak yatim dan 14.000 orang janda. Mayoritas dari mereka hidup dibawah garis kemiskinan. Abdillah Onim, dan kawan-kawan DaQu pun berharap dapat menjamah kesemuanya, serta mengukir sedikit senyum di wajah mereka.
Suasana semakin haru, lanjut Onim, tatkala tengah membagikan buah kurma, air dan coklat, tiba-tiba ada seoarang anak yatim berusia 4 tahun menghampirinya. Sembari menyodorkan uang koin satu Sheqel, si kecil berbisik, Paman, saya mau beli coklat itu.
Tersayat hatinya melihat kejadian ini, hancur berkeping-keping perasaannya. Serasa mau ambruk dan tersungkur menangis. Namun, ia tahan, segera ia menggantinya dengan senyuman dan mata yang berkaca-kaca. Abdillah Onim berkata, "dek, ini gratis buat adek."
Dirinya menambahkan, pada acara ini, DaQu Gaza menyiapkan santap berbuka puasa dengan lauk ayam bakar, kurma, air putih serta coklat hadiah lebaran. Pemandangan langka yang semoga sedikit memberikan ketenangan kepada mereka, melupakan baku tembak di luar sana.
"Begitu senang dan gembira saat mereka diundang Bukber serta mendapatkan hadiah. Mereka pun tak henti-hentinya berterima kasih serta mendoakan DaQu Gaza, serta semua rakyat Indonesia saat meninggalkan pelataran gedung DaQu," jelasnya
