Hari itu (18/3), matahari tengah berada di puncak tertingginya. Namun, nampak tak ada keluhan dari warga yang tengah berkumpul di sekitar bunderan Masjid PUSDAI, Bandung. Tepatnya di Klinik Tahsin dan Tahfidz (KTT) berdiri.
Diantara mereka terdapat seorang juru parkir yang menjadi pasien pertama KTT. Pria yang di sapa akrab Ryan itu, bukan karena ia buta Alqur'an, tetapi ia terbata-bata dalam membaca Alqur'an.
Bahkan, beberapa kali ia harus menyapu keringat dingin dengan kedua tangannya sambil membaca Alqur'an. Alhamdulillah, perlahan-lahan ia mulai membaik, setelah diberikan resep dan tips yang diberikan oleh tim KTT.
Merasa lebih baik dari sebelumnya, Ryan pun tak segan mengajak teman-temannya untuk turut serta menjadi pasein KTT. Salah satu teman Ryan adalah Mustar, sosok pemuda punk yang telah lama berdiam di kotamadya Bandung.
Mustar memberanikan untuk melakukan chek up. Beberapa saat kemudian keluarlah hasilnya. Ternyata, ia tengah mengidap amnesia terhadap hafalannya.
Kemudian, dengan sigab tim KTT memberikan pengobatan melalui metode yang diberikan. Alhamdulillah, perlahan-lahan dan meskipun terbata-bata, ia berangsur mengingatnya. Seketika senyum kembali tergambar menghiasi wajahnya.
"InsyaAllah, tim Klinik Tahsin dan Tahfidz terus berupaya untuk membantu dan mendorong kembali semangat belajar Qur'qn, ujar Kepala Cabang PPPA Daqu Bandung, Eron Ashari.
Ia berharap, tim KTT bisa lebih bermanfaat untuk orang lain dimana dan kapan saja. Mengingat, program ini merupakan salah satu rangkaian dalam Membangun Indonesia dengan Alqur'an.
Ia menyebutkan, program ini akan rutin digelar di beberapa tempat lainnya. Baik di sekitar masjid maupun pusat pembelanjaan.