Dalam waktu dekat ini, Indonesia menjadi saksi salah satu fenomena langka Gerhana Matahari. Kita ketahui, fenomena alam ini terjadi setiap 33 tahun sekali di Indonesia.
Tak ayal, jika khalayak antusias menungunya, bahkan ribuan ilmuan dari seluruh dunia pun turut serta mengobservasi fenomena alam ini dari Indonesia. Kali ini, gerhana matahari total akan yang terjadi pada Rabu, 9 Maret akan melintasi 12 propinsi di Indonesia, beberapa negara di Asia Tenggara dan benua Australia, kemudian akan berakhir di Samudera Pasifik.
Fenomena yang terjadi atas kuasa Allah ini, masih disalah artikan oleh beberapa pihak. Sesunguhnya, jelas dalam Hadits Riwayat Muslim dijelaskan, dari Abu Mas’ud al-Anshary ra, beliau berkata:
"Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda kekuasaan dari tanda-tanda kekuasaan Allah, yang dengan keduanya Allah hendak menjadikan hamba-hamba-Nya berperasaan takut. Keduanya (matahari dan bulan) tidak mengalami gerhana dengan sebab matinya seseorang manusia dan tidak pula karena hidupnya seorang manusia. Sekiranya kamu melihat salah satu dari dua gerhana tersebut, maka shalatlah dan berdoalah sampai selesai."
Oleh karenanya, PPPA Daarul Qur'an mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih beribadah dan berdoa di waktu Gerhana Matahari itu terjadi. Rasulullah mengajarkan, untuk melaksanakn Sholat Gerhana Matahari yang disebut dengan Sholat Kusuf.
"Alhamdulillah, dalam kesempatan fenomena yang luar biasa ini, PPPA Daarul Qur'an menggelar Sholat Kusuf di Jailolo tepatnya di Desa Bobanehena bersama ratusan warga di sana," ujar Direktur Utama PPPA Daarul Qur'an, Muhammad Anwar Sani.
Kita ketahui, Jalilolo, Maluku Utara adalah salah satu lokasi melintasnya Gerhana Matahari. Disamping, salah satu lokasi Kampung Qur'an yang digagas PPPA Daarul Qur'an.
InsyaAllah, lanjut ia, dalam kesempatan yang luar biasa itu, PPPA Daarul Qur'an akan meresmikan Kampung Qur'an Bobanehena.