Salah satu tokoh internasional yang akan menghadiri Wisuda Akbar Indonesia Menghafal 6 di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, adalah Syaikh Abdullah Ibn Ali Basfar. Wisuda Akbar 6 digelar Daarul Qur’an pada 22 Oktober 2015 serentak di 5 kota di 5 Provinsi di Indonesia.
Selain di Masjid Istiqlal, DKI Jakarta, juga di Masjid At Taqwa Palembang (Sumatera Selatan), Masjid Al Markaz Makassar (Sulawesi Selatan), Masjid Al Anwar Pasuruan (Jawa Timur), dan Masjid Kampus UGM Yogyakarta (DIY).
Kehadiran Syaikh Ali Basfar yang kedua kalinya ini, tentu merupakan penghargaan besar bagi umat Muslim Indonesia. Sebab, beliau tokoh internasional yang luar biasa sibuk dalam urusan dakwah dan pembelajaran Al Qur’an, Fiqh, Ushul Fiqh, serta aktivitas kemanusiaan.
Syaikh Ali Basfar saat ini menjabat Sekretaris Jendral Liga Internasional Tahfidz Qur’an yang berkedudukan di Jeddah, Saudi Arabia. Nama Syaikh Ali Basfar disejajarkan dengan dua tokoh terkemuka Jeddah yaitu Sheikh Sahl Yassin (imam Masjid Prince Soultan) dan Sheikh Haytham Asta (imam dan qari Masjid Byoutat).
Beliau menjadi imam utama selama bulan suci Ramadhan di Masjid Jeddah. Syaikh sejak belia sudah hafal Al Qur’an. Ia meraih gelar sarjana di bidang studi Islam di Universitas Raja Aziz di Jeddah (1985). Dengan segenap kesulitan yang dihadapinya, Syaikh Ali Basfar kemudian meraih gelar Master pada University of Cahia, Arab Saudi.
Dilanjutkan dengan menamatkan spesifikasi ilmu di bidang Fiqh dan Ushul Fiqh pada Universitas Al Umm Kuray, Makkah Al Mukarramah, pada 1990. Abdullah Ibn Ali Basfar mendapat gelar doktor di Universitas Syariah' dalam cabang fikih pada 1997.
Ia lalu dipercaya menjadi salah satu qadi di Pengadilan Jeddah. Setelah itu, Syaikh Ali Basfar mulai menjadi imam sholat dan khatib di Masjid Mansour El Shaabi, Jeddah. Atas bakti dan prestasinya, ia mendapat penghargaan dari pemerintah. Abdullah Ibn Ali Basfar juga menjadi anggota Asosiasi Sarjana di Universitas Raja Abdul Aziz.
Seabrek jabatan kemudian dipegangnya. Selain menjadi Sekjen Liga Internasional Tahfidz Quran, beliau juga aktif dalam dakwah dan kegiatan sosial. Hebatnya, di sela-sela kesibukannya, Syaikh Ali Basfar menulis banyak buku dan buklet.
Misalnya refleksi atas Surat Al Fatihah dan Surat Al Baqarah, Prinsip Manajemen Quran, Tafsir Surat Yusuf, dan sebagainya. Yang luar biasa, Syaikh Ali Basfar dengan segala kesibukannya juga telah empat kali menulis ulang Mushaf Al Qur’an. (sumber: islamzoom dll).