Tahun 2011, Bambang Kiswanto diamanahi untuk memegang perusahaan keluarganya. Bukan perusahaan sehat, melainkan bangkrut. Hampir mustahil di-recovery kalau tidak dengan sebuah keajaiban.
Warga Surabaya ini lalu mendatangi Kantor PPPA Daarul Qurán Cabang Surabaya, ingin menjajal “keajaiban” sedekah yang gencar didakwahkan Ustadz Yusuf Mansur melalui lembaga itu. Riyadhoh dan sedekah.
Dua jurus ini yang didapat Bambang setelah berkonsultasi dengan Ustadz Daarul Qurán. “Kalau zakat cuma 2,5%, jadi tambahi dengan sedekah sebanyak-banyaknya,” begitu penjelasan ustadz. Kepada keluarganya, Bambang lalu meminta untuk mengalokasikan 10% keuntungan usaha buat sedekah.
Selain itu juga menjalani riyadhoh, seperti membiasakan Sholat Dhuha. Hasilnya? “Perusahaan saya semakin terpuruk. Armada hilang, aset melayang,” kenang Bambang sambil tertawa, saat ditemui di kantornya di kawasan jalan Demak Madya Surabaya, Jumat (18/9).
Ia menceritakan, tak lama setelah berkonsultasi ke PPPA Daarul Qurán dan menjalani petuahnya, armada tabung gas elpiji milik perusahaannya justru hilang dibawa kabur sopir. Bambang sadar, peristiwa itu ujian baginya.
Maka sambil terus menjalani riyadhoh dan sedekah, ia berikhtiar memulihkan usaha keluarga. “Alhamdulillah, kami tidak pernah sampai kelaparan. Utang-utang usaha mulai terbayar. Armada yang hilang akhirnya ketemu, walaupun tanpa muatannya.
Itu semua kita syukuri,” ungkap Bambang. Kini, dari satu perusahaan distributor elpiji, Bambang memegang dua perusahaan yaitu CV Berjaya dan CV Ami Dwi Tunggal. “Satu lagi CV Jayaraya alhamdulillah ijinnya sudah turun,” katanya.
Ketiga perusahaan itu melayani regional yang berbeda di sejumlah kota di Jawa Timur. Selain untuk diri dan keluarganya, Bambang juga mengajak karyawan, jamaah pengajian, serta mitra usahanya menjalani jurus riyadhoh dan sedekah.
“Sudah Dhuha belum?” adalah pertanyaan rutin Bambang dalam mengabsen belasan karyawannya.
