Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Bertahan dari Garangnya Kemarau di Blora

20 August 2015
Image

"Sudah lama kami tidak merasakan basahnya air hujan dan segarnya limpahan air. Terakhir kali, lima bulan yang lalu," ujar Redi, pria 45 tahun asli kelahiran Blora.

Hal itu tak hanya terjadi di Blora saja melainkan di berbagai wilayah Indonesia lainnya. Musim kemarau panjang dan panas yang ekstrem membuat daratan yang memiliki suhu tinggi, kekeringan tiada bersisa air sedikit pun.

Lahan sawah, perkebunan hingga hewan ternak menjadi saksi kegarangan musim kemarau tahun ini. Meskipun, kemarau sudah menjadi santapan setiap tahunnnya bagi Indonesia, tetapi 2015 adalah yang terparah. Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengatakan, kekeringan ekstrem ini merupakan dampak El Nino yang terjadi pada Juni hingga November 2015.

Redi mengatakan, tahun ini panen hanya satu kali saja. Baik, padi, palawija hingga jagung, karena tidak ada air yang mengalir ke lahan tani mereka. Kini, semua hasil panen itu telah habis di jual dan di konsumsi sendiri. Dan, yang tersisa hanya debu tebal, angin panas serta lahan hijau yang menjadi gersang dan retak tak berkira.

Hal ini juga berdampak besar pada kehidupan sehari-hari ribuan warga di sana. "Syukur-syukur kita masih bisa makan satu kali sehari. Sungguh, air segalanya bagi kami, sumber kehidupan bagi kami," ungkapnya.

Satu hal yang mengejutkan, saat ia mengatakan, kekeringan yang parah ini memaksa sapi-sapi, memakan anak-anaknya sendiri untuk bertahan hidup. Mengingat, tidak ada air mengalir di lahan hijau mereka.

Bahkan, air yang dikonsumsi oleh hewan ternak warga adalah air bekas yang telah digunakan oleh warga untuk mandi. "Kami mandi dengan beralaskan bak, sehingga airnya tidak terbuang dan bisa digunakan untuk minum ternak. Inilah kehidupan sehari-hari kami, sepanjang kemarau ini," jelasnya, sambil tertunduk.

Selama ini, warga mencari air sejak pukul 03.00 pagi dan itu pun hanya bisa mendapatkan satu drigen air setelah beberapa lama mengantri. Sebelumnya, ia mengakui, sempat ada bantuan pemerintah yang datang. Namun, tidak mencukupi dan tidak semua warga mendapatkan air.

Alhamdulillah, lanjut ia, karena izin Allah, PPPA Daarul Qur'an datang ke desanya. Di waktu yang bersamaan, 12 ribu liter air tengah di distribusikan di desanya. "Do'a kami terkabulkan atas izin Allah. Terima kasih, PPPA Daarul Qur'an dan para donaturnya," ujarnya.

Meskipun hanya beberapa hari. Tapi, beberapa hari itu warga desa bisa beristirahat, karena tidak perlu berjalan jauh untuk mencari air sejak dini hari. Ia mengungkapkan, beberapa hari ini adalah berkah yang tak di sangka-sangka.



Nikmati kemudahan informasi terkait program-program Daarul Qur'an melalui email anda