Rumah tahfidz harus dekat dengan masyarakat. Keberadaan rumah tahfidz harus bisa menularkan virus positif kepada masyarakat agar mau membaca, menghafal dan mengamalkan Al-Qur’an. Pesan inilah yang disampaikan oleh ustadz Yusuf Mansur dalam acara semaan 30 juz yang digelar PPPA Daarul Qur’an cabang Yogyakarta.
Acara yang digelar selama tiga hari sejak tanggal 21 hingga 23 Mei 2015 ini dimaksudkan sebagai sarana menyambung silaturahmi antar seluruh pengurus rumah tahfidz se-Yogyakartadan sekitarnya (Kebumen, Temanggung, Megelang, Solo, Sragen dan Karanganyar). Sebanyak 300 orang yang terdiri dari pengurus, pengajar dan perwakilan santri Rumah Tahfidz hadir dalam acara semaan ini.
“Rumah tahfidz harus melebur dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. Kita harus bisa memberi warna dalam aktivitas masyarakat” ujar ustadz Yusuf Mansur.
Beliau mengatakan minat masyarakat untuk menjadikan anak-anaknya sebagai santri Qur’an sangat besar dan belum sebanding dengan rumah tahfidz yang sudah ada. Fakta ini menurutnya harus dijadikan lecutan positif bagi para pengajar dan santri rumah tahfidz.
“Untuk para pengajar harus terpacu untuk menciptakan para santri menjadi penghafal Al-Quran yang baik. Sedangkan bagi para santri harus bisa menjaga kualitas bacaan dan hafalan” ujarnya.
Selain itu ustadz Yusuf Mansur meminta kepada para pengurus dan santri rumah tahfidz untuk memahami kandungan Al-Quran yang dibaca dan dihafal.
“ketika kita membaca khotmil Qur’an rata-rata hanya sekedar membaca, namun tidak diserap makna dari doa tersebut" tambahnya. “Didalam terjemahan doa khotmil Qur’an terdapat doa kita kepada Allah agar selalu disemikan cinta kita kepada Al Qur’an”.
Terakhir ustadz Yusuf Mansur berpesan agar tidak menjadikan Al-Qur’an sebagai beban namun pandanglah Al Qur’an sebagai jalan agar kita bisa semakin lebih dekat denga-Nya, dengan cara mulai sekarang ubah kebiasaan kita dalam membaca Al Qur’an tanpa tergesa-gesa dan mulai mempelajari apa makna dari tiap surah dan ayat-Nya.