BANDUNG - Seorang mahasiswa tuna netra asal Bandung ini berhasil menjadi salah satu penerima Program Beasiswa Tahfidz Mengajar di Bandung. Pria yang memiliki nama Zuhud al-Ghifari ini telah menghafal sebanyak enam juz.
Ia berhasil menjadi salah satu kandidat penerima Beasiswa Tahfidz Mengajar, melalui seleksi PPPA Daqu cabang Bandung beberapa hari yang lalu. Tepatnya di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Bandung pada Rabu (20/5).
Seleksi yang diikuti 26 orang mahasiswa dari UIN Sunan Gunung Djati, Universitas Islam Bandung dan Universitas Padjajaran itu berlangsung dengan baik dan lancar.
Baik laki-laki maupun perempuan, semuanya antusias mengkuti dua tahap seleksi itu. Seperti halnya yang dirasakan Zuhud. Ia mengakui, sangat bersemangat dan tak ragu untuk ikut serta meskipun kondisinya berbeda dari peserta lainnya.
"Alhamdulillah, telah menghafal enam juz. Selama ini saya mengaji dan menghafal dengan menggunakan Alquran braille," jelas mahasiswa jurusan Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati, Bandung.
Ia pun sangat bersyukur bisa menjadi salah satu peserta yang terpilih. Ia mengatakan, semangat mengahal dan berdakwah lebih besar dari kondisinya yang apa adanya.
Kepala cabang PPPA Daqu Bandung, Irfan Yudha Satria mengatakan, selain mendawamkannya hafalannya dengan tartil dan fasih. Selain itu, Zuhud juga lihai dalam menyampaikan dakwah. Ia pun percaya, Zuhud adalah sosok yang akan menginspirasi banyak pemuda, khususnya dalam menghafal Alquran.
Terkait dengan Program Beasiswa Hafidz Mengajar, ia menjelaskan, ini merupakan program rutin PPPA Daqu cabang Bandung. Bertujuan memperluas para penghafal Alquran dan mendorong masyarakat untuk gemar mendawamam Alquran.
"Seleksi ini memang dikhususkan untuk kalangan mahasiswa di Bandung dan kali ini hafalan yang diujikan sebanyak lima juz. Selain hafalan, mereka juga harus mengikuti tahap seleksi komunikasi dakwah," ujarnya, Jumat (22/5).
Ia menekankan, kedua tahap itu harus mereka lalui. Tidak hanya kuantitas hafalan tetapi kualitas hafalannya pun menjadi prioritas penting dan tak tertinggal pula kemampuan dalam berdakwah. Mereka yang terpilih dna berkomitmen menyelesaikan hafalannya 30 akan mendapatkan beasiswa dari PPPA Daqu selama menjadi mahasiswa
Setelah itu, lanjut ia, para terpilih ini juga harus siap untuk menyebarkan ilmu hafalan dan mengajarkan hafalan kepada masyarakat lainnya. Kemudian, ketika lulus kuliah mereka yang terpilih itu harus turut terjun langsung ke masyarakat, tak hanya mengajarkan hafalan tetapi, juga harus berdakwah.
Kali ini, peserta yang mengkuti penyeleksian program Beasiswa Hafidz Mengajar itu sebanyak 26 orang. Peserta itu dari UIN, Univeristas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Padjajaran.
Ditargetkan, sebanyak 30 orang yang akan menerima Program Beasiswa Tahfidz Mengajar itu. Dimana mereka siap metal maupun kompetensi untuk berkontribusi langsung dengan PPPA Daqu dalam memperjuangkan dakwah Alquran di Bandung dan sekitarnya.
Dekan Fakultas Ushuluddin, UIN Bandung, Prof. Dr. Rosikhon Anwar, M.Ag menyatakan siap untuk mengawal pengembangan Tahfidzhul Quran di UIN Sunan Gunung Djati, Bandung.
Menurutnya, sinergi ini bertujuan untuk mengembangkan dan memperluas tahfidzul Qur'an. Sehingga, memberikan manfaat kepada masyarakat umum.
"Alhamdulillah, peserta yang mengikuti seleksi ini nampak antusiasme mereka cukup besar. Hal itu terlihat jelas dari sikap percaya diri mereka selama mendawamkan lima juz hafalannya," tuturnya.
Ia berharap, kedepannya akan lebih banyak lagi penerima Program Beasiswa Hafidz Mengajar itu. Tentunya, dibarengi dengan pengajaran One Day One Ayat (ODOA), agar mempermudah masyarakat dari semua segmen menghafalkan Alquran.