Bagi kebanyakan anak-anak pesantren menjadi momok yang sangat menakutkan. Mengingat banyak orang tua yang mengancam seorang anak memasukkannya ke pesantren kala berbuat nakal atau tidak bisa diatur.
Itu juga yang sempat terpikir oleh Tyas (14) saat orangtuanya akan mengikutkan siswi Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Iqro, Bengkulu ini dalam acara Pesantren Holiday yang digelar oleh Pondok Pesantren Daarul Qur’an Ketapang, Tangerang selama 27-29 Desember 2014.
“Awalnya sempat gak mau. Kok, liburan malah masuk ke pesantren” ujarnya.
Namun ia tidak berani menolak lagi saat orang tuanya keukeh untuk ikut Pesantren Holiday.
“Akhirnya penasaran juga, apalagi setelah diyakinkan acaranya menarik dan akan hadir juga temen-temen dari Gaza, Palestina” ujarnya.
Pesantren Holiday merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh Ponpes Daarul Qur’an. Acara ini selain bertujuan untuk mengenalkan dunia pesantren bagi anak juga untuk mengisi kegiatan liburan dengan kegiatan yang positif.
Lewat sejumlah kegiatan anak-anak diajak untuk lebih mengenal Islam dan Allah swt. Tak lupa metode membaca dan menghafal Al-Qur’an dikenalkan dalam kegiatan ini.
Yang istimewa dalam Pesantren Holiday kali ini adalah kehadiran tiga santri dari Graha Tahfidz Gaza, Palestina. Husen Albasliqy, Salem Emadduddien Al Amasy, dan Omar Muhammad Abu AlHusna berbagi pengalaman mereka dalam menghafal Al-Qur’an ditengah gempuran rudal dan bom militer Israel.
“Subhanallah, malu dengan mereka yang bisa menghafal Qur’an meski negaranya tidak aman” ujar Zena (9) salah seorang peserta yang datang dari Karawang.
Siswi SDIT Al-Irsyad, Karawang ini mengaku senang dengan kegiatan ini. Selain mendapat banyak teman baru ia juga mengaku mendapat ilmu bermanfaat seperti menghafal Al-Qur’an.
“Saya jadi ingin hafal Al-Qur’an juga” ujarnya.