“Usia tidak akan menjadi sebuah halangan untuk menghafal Al-Qur’an, selama masih ada kemauan dalam diri untuk meningkatkan kualitas iman kita” tutur ibu Mukeniah (64)saat ditanya mengenai motivasi ikut Wisuda Akbar Indonesia Menghafal 5 yang digelar di Gelora Bung Karno, Minggu (25/10).
Meski usianya sudah sangat tua Ibu Mukeniah dan jalan yang sudah membungkuk, Mukeniah masih terlihat semangat mengikuti antrian tes hafalan Al-Qur’an. Ia juga tidak malu bersaing dengan peserta anak-anak yang mendominasi ruang pengujian. Dengan lafal yang terbata-bata ia mengikuti tes hafalan
“Saya menghafal Al-Qur’an sebagai investasi akhirat, semoga dengan hafalan dan amalan saya kelak bisa menyelamatkan. Saya sangat iri dengan penghafal Al-Qur’an cilik karena mereka memanfaatkan masa mudanya dengan hal-hal positif, tidak seperti saya. Makanya, diusia seperti ini saya memulai menghafal Al-Qur’an meski terasa sulit” Ucap Ibu Mukeniah yang berasal dari Cikarang, Bekasi.
Berbeda dengan Naurah yang berasal dari Cipinong, dia berusia 7 tahun dan sudah menghafal surah Muhammad dengan begitu fasih. Naurah adalah salah satu santri dari sekian banyak santri yang mengikuti wisuda akbar. Naura melantunkan surah Muhammad dengan suara yang merdu dan tajwid yang tepat. Santri yang bercita-cita ingin menjadi guru ini, terlihat begitu tenang saat berhadapan dengan penguji tes hafalan.
“Saya sangat senang bisa berada di tengah-tengah para penghafal Al-Qur’an, semoga jiwa perjuangan untuk menghafal Al-Qur’an selalu melekat dalam hati saya” Ujarnya
Mukeniah dan Naurah menjadi contoh bahwa menghafal Al-Qur’an bisa dilakukan pada usia kapan saja. Baik saat masih muda maupun kala usia sudah senja. semuanya bisa menghafal Al-Qur’an dengan masing-masing target waktu. Semoga tujuan pelaksanaan Wisuda Akbar Indonesia Menghafal yang ingin menjadi motivasi masyarakat muslim Indonesia menghafal Al-Qur’an bisa tercapai. Aamiin