‘’Alhamdulillah, terima kasih atas perhatian dan bantuan saudara-saudara seiman dari Indonesia kepada kami,’’ demikian kata para pasien korban agresi militer Israel sebagaimana ditirukan Abdillah Onim melalui surat elektroniknya, Jumat (11/7).
Koordinator Graha Tahfidz Daarul Qur’an Gaza itu melaporkan, ia telah memulai penyaluran bantuan dari masyarakat Indonesia melalui PPPA Daarul Quran untuk warga Gaza yang terluka akibat serangan roket Israel.
‘’Namun bantuan sembako belum dapat disampaikan ke rumah-rumah warga, karena situasi jalanan di Gaza masih belum aman. Setiap saat roket-roket Israel mengancam kami,’’ tutur Abdillah.
Ia juga mengatakan, kerusakan Graha Tahfidz Daarul Qur'an Indonesia belum sempat direhabilitasi. Serangan roket Israel pada Selasa, 8 Juli 2014, pukul empat sore waktu setempat, menghancurkan sebagian Graha Tahfidz Daqu yang baru saja selesai dibangun. Tembok halaman hancur, sebagian atap rusak berat, kaca-kaca pun pecah berantakan. Akses jalan ke Graha Tahfidz Daqu pun hancur.
Apa boleh buat, para santri yang baru sehari memulai aktivitas di Graha Tahfidz Daqu, terpaksa diliburkan. ‘’Sampai saat ini para santri masih kita liburkan. Situasi masih belum kondusif untuk belajar. Pesawat Israel masih sering mondar-mandir di atas kami. Roket-roket mereka pun masih mengintai kami,’’ ungkap Abdillah.
Semakin hari agresi militer Israel atas Gaza kian brutal. Seruan PBB dan negara-negara di dunia untuk menghentikan serangan tak dihiraukannya. Akibatnya, sudah ratusan warga Gaza tewas, ratusan lainnya terluka, dan ratusan bangunan hancur.
Ustadz Yusuf Mansur bersama para tokoh kemanusiaan dunia mengutuk kekejaman militer Israel atas Gaza. Ia menyeru masyarakat Indonesia untuk memanjatkan qunut nazilah bagi militer Israel, serta mengerahkan doa dan sedekah guna membantu meringankan penderitaan warga Gaza.
Sedekah silakan melalui Rekening BCA nomor 6030308059 atas nama Yayasan Daarul Qur’an Nusantara.
