Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Merapi Tersayang, Merapi Mengancam

14 May 2014
Image

“Iyo mas, wingi iku pas Merapine geluduk aku bingung, untung wae ana mas Aryo dadi aku di bonceng nyang pengungsian, isuk jam setengah 5 mas” ujar Mbah Joyo. Dalam Bahasa Indonesia kalimat tersebut berarti, “Iya mas, kemarin kerika Gunung Merapi bergemuruh aku bingung, untung saja ada mas Aryo yang membonceng mbah menuju pengungsian, pagi jam setengah lima mas”

Itulah sepatah kata yang terucap dari sosok mbah putri yang sudah berumur 90 tahun tatkala Gunung Merapi mulai menggeliat. Mbah Joyo bertempat tinggal di selatan Saung Quran Merapi Kalitengah Kidul tetap bersemangat dalam menjalani kehidupan di lereng Merapi, terlihat dari tatapan mata yang tegas dan tutur katanya. Umur yang sudah tidak muda lagi, terlihat dari gurat-gurat di wajah yang sarat dengan urat-urat yang menyembul dari kulit.

Di saat yang bersamaan dan ditempat yang sama ada beberapa bapak-bapak yang sedang berkelompok, duduk-duduk sambil santai. Adalah Bpk Harto yang menambahkan beberapa informasi tentang bagaimana hiruk pikuknya masyarakat lereng Merapi khususnya dusun Kalitengah Kidul ini bergerak menuju titik evakuasi.

“Kami tiap malam bergiliran ronda mas, ronda kami bukan biar desa kami aman dari maling yang berkeliaran tetapi mengawasi keadaan Merapi agar kami dapat membangunkan warga di tengah malam sewaktu-waktu Merapi meletus” Ucap Bpk Harto seraya meminum kopinya.

“Pada malam beberapa hari sebelum Merapi bergemuruh kuat, kami juga merasakan getaran yang agak kuat juga dari Merapi dan setelahkejadian ini Merapi dinaikkan statusnya menjadi Siaga yang awalnya adalah normal” imbuh Bpk Harto sambil menunggu akan berangkat bersamaan dengan warga lain untuk kenduren atau selamatan 1000 hari meninggalnya salah satu warga.

“Puncaknya adalah Merapi mengeluarkan pijaran api yang membuat warga panik dan bersemburatan keluar rumah serta berlari-lari untuk menyelamatkan diri” ungkap pak Harto dengan antusiasnya.

“Di sini tidak terjadi hujan abu mas walaupun merapi sudah mengeluarkan abu vulkanik, hanya suara gemuruh yang kuat. Hujan abu itu malah di daerah Pakem” tegas Bpk Harto lagi.
“Warga ada yang mengungsi di balai desa dan bangunan SD. Juga gak lama koq mas ngungsinya, jam 6 pagi sudah kembali ke rumah masing-masing disebabkan Merapi sudah perlahan-lahan asap mulai tak tampak lagi” ungkap Ustad Aryo yang mengampu di Saung Quran Merapi di Kalitengah Kidul.

Hari beranjak semakin sore, ibu Suparni yang tinggal di sebelah timur Saung Tengah Kidul ini mempersilahkan kami untuk bertandang ke rumahnya. “ Gini ini mas enaknya kalau tinggal di Dusun Kalitengah Kidul warganya ramai jadi kalau ada bahaya Merapi bisa saling membantu” kilah Ibu Suparni yang merupakan istri dari bapak Surawan ini. Seorang ibu rumah tangga dengan satu anak ini sudah selama 13 tahun tinggal di Dusun Kalitengah Kidul ini. Setelah obrolan ini kami berpamitan pulang ke Yogyakarta.

Sementara itu General Manager Program Daarul Qur’an Rano Karno M Bilal mengatakan pihaknya telah menyiapkan bantuan berupa masker, dapur umum dan menyiapkan evakuasi jika Gunung Merapi benar-benar meletus.

 



Nikmati kemudahan informasi terkait program-program Daarul Qur'an melalui email anda