‘’Gaza ini bumi jihad. Tapi, tidak semua kaum lelaki Gaza maju ke medan jihad menghadapi pendudukan dan serbuan Zionis Israel. Sebagian dari mereka tetap di Masjid untuk mengajarkan Al Qur’an bagi generasi belia Gaza,’’ tutur Koordinator Rumah Tahfidz Daarul Qur’an Gaza, Abdillah Onim, dalam surat elektroniknya belum lama ini.
Sebagian dari Generasi Penghafal Qur’an Gaza itu, kata Onim, belajar di Markaz Tahfidz Qur’an Jabalia City, Gaza Utara. Markaz (TPA) ini merupakan cikal bakal Rumah Tahfidz Daarul Qur’an Gaza, yang saat ini masih menumpang di Masjid Umari. Markaz Tahfidz beroperasi sejak 20 Juni 2013.
Markaz diasuh Syeikh Ghozy Muhammad Ulwan Al Hafidz (42), Muhammad Yaqub Solaiman (24) Al Hafidz, dan Isa As’ad Muhammad Mahruh Al Hafidz. Sebanyak 30 santri menghafal Qur’an di Markaz Tahfidz setiap hari, kecuali Jumat.
Syeikh Ghozy, berasal dari Jabalia City. Ia sarjana almunus Universitas Islam Gaza, Jurusan Ushuluddin. Dari seorang istri, Syeikh Ghozy sudah memiliki 7 anak.
Sehari-hari Syeikh Ghozy bekerja di sebuah LSM lokal di Gaza. Ia sangat bersyukur turut menjadi pengajar di Markaz Masjid Umari yang dibiayai donatur Indonesia melalui PPPA Daarul Qur’an.
‘’Alhamdulillah, anak-anak Gaza sangat bersemangat menghafal Al Qur’an. Kita pun sangat berharap agar mereka semua menghafal Al Qur’an hingga 30 juz, insya Allah,’’ katanya seperti dikutip Onim Abdillah.
Ia juga turut bergembira atas dibangunnya Rumah Tahfidz Daarul Qur’an Gaza di dekat Masjid Umari.
Syeikh Muhammad Yaqub Solaiman juga berasal dari Jabalia City. Sarjana lulusan dari Universitas Islam Gaza Jurusan Sastra Arab ini, sekarang sedang menempuh pendidikan magister di bidang yang sama pada perguruan tinggi yang sama pula.
Pria yang belum lama menikah ini juga menikmati pekerjaannya sebagai pengajar Al Qur’an. Ia berharap Rumah Tahfidz Daarul Qur’an Gaza segera dapat digunakan untuk menjadi pusat pembelajaran Qur’an di Jabalia.
