Menurut catatan Dinas Sosial tahun 2010, tunanetra di Indonesia adalah 1,5% dari total penduduk Indonesia. Jadi diperkirakan jumlah tunanetra di Indonesia sekitar 3 juta orang. Jika 80% dari mereka adalah muslim, maka jumlahnya mencapai 2,4 juta. Padahal, Al Qur’an Braille yang khusus untuk muslim tuna netra, baru ada sekitar 20 ribu set yang sudah dicetak di Indonesia.
Tak heran bila angka melek Qur’an di kalangan tuna netra masih sangat rendah. Menurut Ketua Umum LSM Ummi Maktum Voice (UMV), Entang Kurniawan, 90% muslim tuna netra Indonesia masih buta Al Qur’an (hidayatullah.com/22-10-2010). Artinya, lebih dari 2 juta kaum muslimtuna netra di negeri ini belum mengenal Kitab Suci agamanya sendiri.
Mushaf Qur’an Braille memang istimewa. Kalau mushaf biasa beratnya tak sampai sekilo, maka sebuah Mushaf Braille bobotnya 22 kg. Maklumlah, ketebalannya mencapai 100 cm atau 10 hingga 20 kali lipat tebal Mushaf Al Qur’an biasa. Harganya, jelas beda. Mushaf Braille harganya hampir Rp 2 juta, itu pun harus pesan dulu karena tidak dijual bebas.
Menindaklanjuti keprihatin Ustadz Awaluddin, Program Pembibitan Penghafal Al-Quran (PPPA) Daarul Qur’an Cabang Bogor mendirikan Rumah Tahfidz Tuna Netra di Jalan Bambu Apus I/7 Taman Yasmin Sektor VII, Bogor. ‘’Rumah Tahfidz yang mungkin merupakan yang pertama di Indonesia ini, kami lengkapi dengan fasilitas asrama dan sarana audio seperti Iqra Braille, Mushaf Al Qur’an Braille, walkman, serta guru pendamping Al Hafidz yang juga menguasai Qur’an Braille,’’ tutur Manager PPPA Daqu Bogor, Helmi Ariwibawa.
Rumah Tahfidz ini, lanjut Helmi, juga membuka kelas belajar dan menghafal Al Qur’an untuk masyarakat umum non-asrama, baik anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua. Helmi Ariwibawa yakin, dengan dukungan donatur dan masyarakat, Rumah Tahfidz Tuan Netra ini akan eksis, berkembang, dan bahkan berbiak bercabang-cabang.
‘’Insya Allah, kalau melihat dukungan masyarakat selama ini terhadap program Rumah Tahfidz, kami yakin Rumah Tahfidz istimewa ini juga akan mendapat dukungan istimewa pula,’’ harap Helmi sambil menyitir hadits Nabi: “Siapa yang mengajak pada kebaikan maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun…†(HR Muslim).
Â