Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Yang Kembali Tuk Mengabdi

12 November 2013
Image

Awalnya tidak terbayang bagi Rahman (32) untuk kembali ke kampung halamannya di kampung OeUe yang berada yang berada di Desa Mauleum, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sudah 19 tahun ia tinggal di Bandung, Jawa Barat. Kehidupan kota Bandung yang sangat glamor membuat dirinya tidak ingin lagi kembali ke kampung halamannya yang bisa dibilang sebagai daerah tertinggal.

Ia tidak bisa membayangkan akan hidup tanpa listrik di desa OeUe. Pikirannya setelah lulus kuliah di UIN Sunan Gunung Jati, Bandung, Jawa Barat,  adalah melanjutkan karir bekerja sebagai guru atau di sebuah instansi.

“Paling banter saya sebagai guru les privat” ujar Rahman.

Hingga akhirnya di awal tahun 2011 sebuah surat dari Zulkarnain Nobisa yang merupakan kakak seniornya di OeUe datang.

“Semoga dek Rahman bisa pulang untuk membina adik-adik kita disini yang membutuhkan tenaga pengajar. Kalo bukan kita siapa lagi yang akan bertanggung jawab atas nasib adik-adik kita kedepannya nanti” bunyi surat tersebut.

Membaca itu ia tersentuh. Tanpa pikir panjang ia segera menyanggupi surat permintaan tersebut dengan sebelumnya membalas untuk ditransfer uang yang akan digunakan sebagai biaya membeli tiket pulang.

“Kebetulan saat itu kontrak saya di sekolah Krida Nusantara sudah berakhir” ujarnya mengenang.

Sebagai catatan sehabis lulus kuliah Rahman pernah mengajar di SMP Krida Nusantara. Sesuai kontrak ia mengajar di sekolah yang merupakan milik mantan wakil presiden Tri Sutrisno ini.

Kembali ke kampung halaman tidak lantas membuatnya bersemangat untuk mengabdi. Kegalauan hatinya timbul untuk kembali ke Bandung. Suasana OeUe yang sangat terbelakang membuatnya sempat terpikir kembali untuk berkarir di Bandung.

“Lumayan lama galau hati saya ketika itu. Butuh enam bulan untuk meneguhkan hati ini” ujarnya.

Ditengah kegalauan hatinya ia melihat semangat belajar anak-anak OeUe sangat tinggi. Selama ini hanya baru Madrasah Ibtidaiyah Negeri di Oe Ue lalu anak-anak yang ingin melanjutkan ke madrasah Tsanawiyah harus belajar ke Soe atau ke Kupang.

"Saya melihat wajah saya kecil tatkala melihat kaki-kaki lincah anak OeUe sekolah. Cita-cita mereka masih tinggi. Maka akan sangat sayang kalo harus digugurkan begitu saja" ujarnya.

Inilah yang menjadi titik balik dari Rahman untuk meneguhkan tekadnya mengabdi di kampung halaman.

"Satu lagi yang membuat saya termotivasi adalah kehadiran Kampung Qur’an yang didirikan atas kerjasama dengan PPPA Daarul Qur’an" tambah Rahman.

Rumah Qur’an, jelas Rahman, menyadarkan dirinya bahwa banyak orang dari luar Oe Ue yang mau bersusah payah mengirimkan dana dan tenaganya untuk kampungnya. Maka itu ia merasa malu jika ia sebagai warga asli tidak mau ambil bagian dalam perjuangan ini.

"Menangis saya jika mengingat itu. Makanya saya wujudkan terima kasih saya kepada Daarul Qur’an selain dengan tetap mengabdi di kampung halaman saya juga dengan mendoakan semoga mereka yang membantu kampung kami bisa selalu diberikan kelebihan rejeki" ujarnya. 

 



Nikmati kemudahan informasi terkait program-program Daarul Qur'an melalui email anda