Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Politik BBM vs Kemandirian Rumah Quran

12 April 2012
Image

Tak ada kaitanya dengan politik, karena mereka yang pentas di Senayan juga tak sepenuhnya berpikir tentang rakyat jelata. Ketegangan itu, lantaran kebutuhan hidup mendadak melonjak dan matrial bangungan mulai tak terkendali harganya.

Padahal palu putusan kenaikan BBM belum diketok. Tapi, dampak permainan politik BBM telah menyusahkan masyarakat paling bawah. “Tidak jadi kita punya rumah?” selidik Usman Nabunome (40) pada relawan PPPA Daqu, Mujito.

Usman Nabunome, satu dari 50 keluarga yang dapat program Rumah Quran PPPA Daqu. Ia mendambakan punya rumah sejak puluhan tahun silam. Bahkan, sejak ia masih dilahirkan di dalam rumah Ume Kubu (rumah bulat beratap dan dinding ilalang) milik orang tuanya di Atambua. “Kenapa tidak jadi?” tanya Mujito balik.

“Ustad kan lihat harga matrial sudah naik begini”, keluh Usman. “Pak, sama warga semua, Rumah Quran ini jadi dan tidak bukan karena BBM, tapi semua atas kehendak Allah SWT. Jadi tugas kita sekarang, berdoa agar Allah kasih berdiri rumah kita”, tandas Mujito di depan warga.

“Allahu Akbar!” pekik takbir Ustad Syarifudin Nobisa, pendamping lokal menyemangati warga. Andai malam itu, saat sidang paripurna yang menjemukan itu, di OeUe ada televisi, nuansa kegeramannya akan beda.

Sayang, listrik dan jalan belum menembus desa yang dekat dengan perbatasan Atambua dengan Timor Timur itu. Hiruk pikuk BBM hanya terpantau melalui SMS. Tak hanya di pedalam OeUe, risau juga mengaduk-aduk Jakarta. Anggaran rumah yang diputuskan, mendadak berubah.

Naik hampir 40 persen. Relawan di lapangan terus diingatkan, cari jalan keluar agar rumah tetap sesuai standar dan terus berjalan. “Insya Allah kami bersama warga mencari cara, dengan segala upaya agar anggaran yang ada cukup hingga rumah selesai”, terang Mujito melalui telepon.

“Gotong royong dan semangat kami bersama warga akan mengalahkan segala ujian. BBM itu urusan negara, kami hanya berurusan dengan Allah SWT semata. Hanya itu harapan yang kami punya”, tandas Ustad Syarifudin menguatkan semangat Mujito. “Alhamdulillah pondasi rumah sudah terbangun 40 rumah, tinggal 10 rumah lagi. Setelah itu naik rangka.

Untuk hemat anggaran transportasi kami pikul matrial dari jalan raya terdekat”, Mujito memberi kabar dua hari lalu. Melihat kegigihan warga OeUe untuk punya rumah layak, memang menggetarkan. Tak peduli hujan, mereka jatuh bangun di atas lumpur, memikul matrial bangunan untuk dibawa hingga lokasi program. Transportasi yang mahal, karena geger kenaikan BBM, disiasati dengan memikul. Saat semangat dan kemandirian bersatu, beban seberat apapun mampu diselesaikan.

“Cara kami demo BBM di pedalaman ya begini. Tapi, gak bisa masuk tv”, Mujito terkekeh. Rumah Quran adalah hunian sehat yang layak untuk masyarakat pedalaman, miskin, dan korban bencana alam. Di dalam Rumah Quran dibangun semangat menghafal Al-Quran bagi masyarakat, hingga terwujud satu kawasan bernama Kampung Quran.

Kampung Quran pedalaman NTT, melengkapi aktivitas program PPPA Daarul Quran dalam membangun masyarakat berbasis penghafal Al-Quran. Dengan berbagai kendala medan yang sulit dan harga matrial yang melonjak, Rumah Quran pedalaman NTT, insya Allah akan terwujud dengan kehendak Allah SWT. Sebagaimana diyakini warga OeUe hari ini.

Photo : Politik BBM vs Kemandirian Rumah Quran



Nikmati kemudahan informasi terkait program-program Daarul Qur'an melalui email anda