Didampingi Ustadz Hendy Irawan dan Ustadz Jaya Rukmana serta Syech Sholah Jabir, tamu dari Jalur Gaza, Palestina, itu berdialog dengan para santri sebelum Jumatan. Abdal Rahim menuturkan, jika tahu keutamaan Al Qur’an yang begitu luar biasa, niscaya manusia akan berbondong-bondong untuk membaca, menghafal, dan mengamalkannya.
‘’Seperti yang sedang kalian lakukan di sini,’’ tandasnya. Karena itu, Abdal Rahim berpesan agar para santri bersyukur dapat mondok di Ponpes Daqu dan menjadi penghafal Qur’an. ‘’Di sini kalian bebas dan tenang belajar Al Qur’an, tanpa takut dengan hujan bom atau tembakan peluru sebagaimana yang saudara-saudara kalian alami di Gaza.
Karena itu, kalian harus bersungguh-sungguh belajar di sini,’’ urai Abdal Rahim. Dia menceritakan, banyak kader penghafal Qur’an di Gaza yang sudah syahid dibunuh Yahudi-Israel.
Dalam serangan terbaru beberapa waktu yang menewaskan 20-an warga Muslim Gaza, 5 orang diantaranya adalah Hafidz Qur’an.
‘’Pada sebuah serangan Israel di tahun 2009, ada seorang mujahid yang gugur dalam keadaan sedang memegang Al Qur’an tepat pada halaman yang memuat Surah Al Baqarah 154 yang berbunyi: ‘Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya’,’’ ungkap Abdal Rahim, disambut pekik takbir para santri.
Ustadz Hendy menambahkan, setiap keluarga Muslim di Gaza memiliki 3 ciri khas yang luar biasa. ‘’Pertama, setiap keluarga pasti memiliki anggota yang sudah syahid fisabilillah. Kedua, dari setiap anggota keluarga yang masih hidup, pasti ada yang sedang berjihad. Dan yang ketiga, setiap keluarga Gaza minimal punya satu anggota yang jadi penghafal Qur’an,’’ ungkap Ustadz Hendy yang dibenarkan Abdal Rahim.
Ustadz juga mengisahkan Panglima Jihad Sholahuddin Al Ayyubi, yang selalu menunjuk komandan pasukan dari para penghafal Qur’an. Ketika ditanya santri Daqu bagaimana kabar anak-anak Gaza saat ini, Abdal Rahim menuturkan, saat ini ada sekitar 40 ribu anak yatim yang hidup di penampungan-penampungan di Jalur Gaza.
‘’Mereka dididik seperti kalian di sini. Alhamdulillah, ada yang bisa hafal Qur’an hanya dalam waktu 2 bulan,’’ katanya. Hanya saja, di sela-sela belajar, anak-anak Gaza sering dihujani bom atau peluru dari tentara Israel.
Namun, alhamdulillah, Allah SWT memberikan ketenangan di hati mereka, sehingga pesawat-pesawat Israel yang menghujankan bom-bom terlihat bagaikan festival kembang api di langit.
‘’Jadi kalau terdengar deru pesawat Israel di langit Gaza, anak-anak malah naik ke atap rumah untuk melihat kembang api,’’ kata Abdal Rahim disambut senyum dan tawa audiens.
Di akhir silaturahim usai sholat Jum’at, Wakil Direktur PPPA Daqu Sunaryo Adhiatmoko menyampaikan sedekah dari jamaah PPPA Daqu sebesar Rp 15 juta untuk mendukung pendidikan anak-anak Gaza. (bowo)