Insya Allah, banyak ibu lain di Indonesia yang memiliki semangat hebat seperti Mbak Mala. Dengan segenap keterbatasan waktu dan kemampuan dasarnya, mereka ingin mengejar ketertinggalan sebagai ibu dan muslimah yang baik. Yang bisa baca tulis Qur’an, bahkan kalau bisa menghafalkannya. Minimal Juz ‘Amma, atau syukur-syukur sampai ayat-ayat Al Ma’tsurat.
Nah, kaum ibu itu tentu membutuhkan banyak ustadzah pembimbing. Karenanya, PPPA Daqu pun menyasar pada peningkatan kapabilitas ustadzah. Salah satunya lewat Pelatihan Guru Tahfidz, yang diselenggarakan Sabtu, 5 November lalu.
Bertempat di Gedung Al Ikhlas Sekolah Daarul Qur’an Internasional Ketapang, Tangerang, pelatihan tersebut diikuti ratusan guru yang tergabung dalam jaringan Badan Kordinasi Majelis Ta’lim (BKMT) se Kota Tangerang.
“Sementara ini kita baru mengundang BKMT 4 kecamatan dari 13 kecamatan,†ungkap Hj Teti, kordinator Pelatihan Guru Tahfidz. Dia berharap, dengan metode hafalan Qur’an yang diperoleh melalui pelatihan ini para peserta turut memacu Gerakan Indonesia Menghafal Al Qur’an yang diserukan Ustadz Yusuf Mansur.
Dalam sambutannya pada acara tersebut, Ustadz Ahmad Jameel dari PPPA Daqu mengatakan, pembelajaran metode menghafal ini sangat penting buat kaum ibu.
“Kita berharap, ketika ibu-ibu menghafal Qur’an maka anak-anaknya pun akan ikut menghafal. Sebab, ibu biasanya paling dekat dengan anak,†katanya.
Hal senada disampaikan Ustadz Roghom, Staf Ahli Bidang Keagamaan dan Sosial Wali Kota Tangerang. “Anak-anak sampai nenek-nenek kita harapkan tetap belajar menghafal. Semangat menghafal harus ada di mana-mana,†ucapnya dengan penuh semangat. (daredi/ah)