Safari santri SDQI dikawal pembina yang terdiri Ustadz Irfan, Sudayat, Agus, serta Ustadz Wahid. Turut menyertai mereka Direktur Eksekutif PPPA Daarul Qur’an Tarmizi yang didampingi Finardi. Mereka bertolak dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta sekitar pulul 09.00 WIB. ‘’Kami mendampingi sekaligus memantau perkembangan para Duta Qur’an dalam mensosialisasikan Program One Day One Ayat di mancanegara,’’ ujar Tarmizi.
Tiba di Bandara Internasional Changi kira-kira pukul 12.00 waktu setempat, rombongan disambut Ustadz Hendy dan Rokhimuddin. Kedua pembina SDQI ini sudah 2 hari lebih dulu berada di Singapura sebagai Tim Advance. Menyongsong pula sebagai tuan rumah, H Taher dan Ferry dari Wisatahati Singapura.
Setelah mendapat briefing Ustadz Hendy serta tuan rumah, rombongan segera menuju terminal MRT (mass rapid trans). Sepanjang perjalanan, kafilah dari Indonesia terkagum-kagum pada kondisi setempat yang bersih, rapi, tertib, dan aman. ‘’Kok beda ya Ustadz sama di negara kita. Padahal kota-kota di Indonesia kan selalu punya semboyan rapi, bersih, dan sebagainya,’’ celetuk seorang santri.
‘’Yaa, insya Allah kalianlah generasi Qur’ani yang kelak akan membuat Indonesia maju melebihi semua ini,’’ jawab Ustadz Hendy. Naik MRT, kafilah tak putus dibuai kagum. Sarana transportasi massal ini bukan hanya cepat dan tepat, tapi juga bersih, rapi, tertib, dan aman. Hmmm, sedangkan di ibukota negeri sendiri, proyek monorail pun rel-nya nggak jadi-jadi.
Wussss... cukup beberapa menit saja menempuh jarak puluhan kilometer dari stasiun MRT, sampailah rombongan ke terminal bus yang dituju. Perjalanan dilanjutkan dengan bus kota menuju penginapan di Costa Sand Resort, di kawasan Downtown. Malam itu, kegiatan kafilah Duta Qur’an lebih banyak beribadah dan beristirahat.
Esoknya, Selasa, para santri dibagi ke dalam empat kelompok, masing-masing beranggotakan 8 anak. Tiap kelompok didampingi dua pembina dan satu pemandu dari tuan rumah. Mereka akan memulai tour of duty. ‘’Tugas mereka memetakan situasi setempat serta mengkampanyekan Program One Day One Ayat dalam Bahasa Inggris di masjid jami terdekat,’’ jelas Ustadz Hendy.
Grup pertama dan kedua menuju Masjid Sultan di Kampung Gelang. Kelompok ketiga ke Masjid Mohamad Soleh di Palmer Road. Masjid ini terletak di komplek makam Habib Mohd Noh, tokoh Islam legendaris di Singapura. Sedangkan grup keempat menuju kawasan bisnis Distrik Marlion.
Sayang, lantaran kendala teknis, grup yang dikawal Ustadz Rokhimuddin dan Ustadz H Isa, tidak sempat mensosialisasikan One Day One Ayat. Sebagai gantinya, mereka dibawa pengurus masjid, Habib Thaha, berziarah ke makam Habib Mohd Noh.
Duta Qur’an yang dikawal Ustadz Hendy, menyampaikan taushiyah di Masjid Maulana Ali di Raffles Palace. Dengan Bahasa Inggris yang cukup mantap, perwakilan santri memperkenalkan diri serta mengenalkan Program One Day One Ayat. Mereka pun dengan fasihnya membaca beberapa ayat Qur’an yang sudah dihafal.
Tiba waktu dzuhur, salah satu Duta Qur’an didaulat melantunkan adzan. Mengalunlah siang itu di langit Raffles Palace, suara emas salah seorang santri dari Indonesia. Sementara itu di Masjid Sultan, kehadiran para Duta Qur’an juga turut disambut oleh para murid dan guru sebuah TK setempat. Santri SDQI mengobarkan semangat generasi belia Negeri Singa itu untuk menekuni bacaan dan menghafal Al Qur’an melalui sistem satu ayat satu hari.
Rangkaian muhibah Duta Qur’an diakhiri dengan mengunjungi Nanyang Teknologi University dan University Teknologi Malaysia di Johor Baru. Setelah beristirahat sehari di sekitar resort, kafilah Duta Qur’an kembali ke Tanah Air pada Jum’at (13/11).
Menurut Tarmizi, PPPA juga tengah mempersiapkan Santri Taruna sebagai Duta Qur’an Internasional. ‘’Para Santri Taruna Qur’an sedang digembleng untuk menjadi Duta Qur’an mancanegara. Mereka akan mengunjungi jamaah, donatur, dan simpul PPPA di Malaysia, Hongkong, Taiwan, dan Korea,’’ tutur Tarmizi. (ta/aya hasna)
