Â
“Dalam perjalanan kemanusiaan PPPA ke berbagai daerah, selalu singgah di masjid-masjid. Biasanya, di masjid maupun mushola itu, Al-Qur’an yang ada sudah usang, berantakan, bahkan dimakan rayap.
Ide program ini bermula dari pengalaman ituâ€, terang Tarmizi, Direktur Ekskutif PPPA. “Target operasi Qur’an, mengganti yang usang dengan yang baru ini 10.000 Al-Qur’an. Tapi tak hanya berhenti di Ramadhan, program ini akan berkesinambunganâ€, tambah Tarmizi. Sebagai langkah awal, Ramadhan ini jadi tonggak program, mengambil filosofi turunnya Al-Qur’an pada bulan Ramadhan.
Berbagai tanggapan positif diberikan langsung oleh para pengurus masjid dan masyarakat yang menerima manfaat operasi Qur’an. Pengurus Mushola, Al-Basyir, Parung, Bogor, misalnya, sudah bertahun-tahun ingin mengganti Al-Qur’annya yang dimakan rayap. Tapi, tidak juga kesampaian.
“Tiba-tiba, dari PPPA datang. Mereka tanya, apa ada Al-Qur’an yang rusak. Saya langsung kasih lihat Al-Qur’an yang pada hancur dimakan rayap.
Langsung semua diganti baruâ€, kata Ahmad Samita, pengurus mushola, senang. “Kalau lihat anak-anak ngaji pakai Qur’an yang rusak itu, saya suka berdoa, ya Allah gantilah Al-Qur’an ini. Subhanallah, Ramadhan ini terjawabâ€, ungkap Ahmad setengah tak percaya.
Yudistira Sukma, staf Program PPPA, juga mengisahkan cerita-cerita unik selama ia dan timnya menggelar operasi Qur’an. “Ada beberapa yang mengira kami jualan Al-Qur’an. Pas kita terangkan, kalau kami tim Operasi Qur’an PPPA, mengganti yang usang dengan yang baru, mereka masih tanya lagi, kan ini Al-Qur’annya bagus masa gratisâ€, tutur Yudis berbagi cerita.
“Ada juga yang maksa tukar, padahal Qur’annya masih layak dibaca. Alasan mereka, yang penting punya PPPA hurufnya besar dan nggak perlu pakai kaca mata bacanya. Biar ketularan jadi hafidz Qur’anâ€, kisah Yudis membagi catatan tugasnya.
“Tapi, dari berbagai cerita yang kami catat. Program ini hadir pada saat yang tepat dan dibutuhkan. Keberadaan Al-Qur’an yang usang itu, memang ada hampir di setiap masjid dan mushola.
Dengan operasi Qur’an ini, kita membangkitkan kembali semangat masyarakat kembali membaca Al-Qur’an. Apalagi pada bulan yang tepat pula, yaitu Ramadhanâ€, pungkas Yudistira. Nazlus
Â